Jakarta, Aktual.com – Pengamat pertahanan dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati angkat suara terkait kabar kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) di tubuh TNI dan Polri. Ia menilai ada yang salah dalam seleksi di awal ditubuh TNI dan Polri.

“Itu masalah orientasi seksual seseorang, sebenarnya kalau memang didalam TNI/Polri tidak boleh ada LGBT dari awal ketika seleksi ujian masuk pendidikan itu sudah masuk dalam kriteria yang sudah dipenuhi, jadi jangan sampai temuan itu ada ditengah-tengah, ketika naik pangkat, mereka sudah menduduki sebuah jabatan lalu baru ketauan, lalu rame seperti ini,” kata Nuning saat dialog dengan RRI, Kamis (15/10).

Ia menilai berkembangnya LGBT dilingkungan TNI-Polri tak lepas adanya ruang untuk melakukan hal itu.

“Ini tidak benar juga kalau hanya dibebankan kepada yang pangkatnya yang kecil-kecil, tentunya mereka bisa berkembang ini kan ada kesempatan yang diberikan kepada pimpinannya, masa sih seperti itu tidak diketahui pimpinannya, ngumpet-ngumpet seperti apapun pasti diketahui,” kata Nuning.

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) akan memberikan sanksi tegas bagi oknum prajurit yang berorientasi seksual lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Oknum prajurit TNI berorientasi LGBT akan diberhentikan atau dipecat dengan tidak hormat.

“Saya melihatnya sepeerti ini, kalau itu mau ditegakkan ya bukan hanya TNI tetapi di Polri juga lah,” kata ia.

Seharusnya, kata ia, dalam proses seleksi di awal baik di TNI dan Polri dilakukan tes orientasi seksual.

“Tidak Ada (aturan tegas soal LGBT), apalagi pas waktu tes psikologi itu kan bisa ketahuan itu harusnya disertakan tes orientasi seksual juga. Dari awal seharusnya, tetapi kalau sudah ditengah-tengah orangnya sudah naik pangkat, sudah menduduki suatu jabatan, itu tentunya bisa berkembang begitu lama, terus sekarang ketahuan, itu tentu ada ruang yang diberikan hingga mereka berkembang. Kalau tidak ada ruang tidak ada lingkungan yang mendukung mereka tidak akan lakukan hal itu,” kata ia.

Jadi yang paling penting itu, Nuning menekankan bukan hany ditubuh TNI tetapi di Polri juga harus ada aturan yang tegas dalam proses seleksi diawal.

“Jadi orang tau kalau orientasi seksualnya sudah LGBT ya dia tidak mengikuti seleksi TNI/Polri, secara otomatis dia tidak begitu, karena dia tau lingkunganya tidak mendukung,” kata ia.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i