Ust Yusuf Mansur mengisi dakwah saat konser LOVELIFELEAD di Ciputra Artpreneur Theater Jakarta, Jumat (3/6) malam. Dalam acara tersebut dimeriahkan oleh penampilan Axel Gondokusumo, Sean Azad dan Mustafa Daood, pengusung musik muslim Sufi dari Amerika Serikat yang sudah menetap selama 15 tahun di Indonesia ini, selalu hits dengan lagu-lagu cinta kepada Tuhan, seperti album Mabuk Cinta, Cinta Saja, Makin Mabuk, Nyawa dan Cinta, Hep Beraber (Ucapkanlah Bersama) dan kini Cinta Ilahi. Lagu-lagu Mustafa lirik-lirik lagunya sufistik, mistis, lahir dari kalbu yang mabuk cinta dan kerinduan pada Allah SWT. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Pemuka agama asal Jakarta, Ustadz Yusuf Mansyur mengikuti program pengampunan pajak (tax amnesty) di batas akhir periode pertama dengan tarif 2 persen.

Menurutnya, keikutsertaannya itu sebagai proses belajar untuk patuh menjadi wajib pajak (WP), sekaligus memberikan catatan ke pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemnterian Keuangan.

“Saya ikut tax amnesty spiritnya untuk belajar. Bagaimana kita belajar hidup baik. Ini babak baru hidup transparan mengikuti regulasi dan mendukung pemerintah,” tegas dia di Kantor Pusat DJP, Jakarta, Jumat (30/9).

Menurutnya, dengan keterlibatan di program tax amnesty adalah meningkatkan semangat berbagi. Karena spirit pajak adalah berbagai. Bahkan dirinya mengaku selama ini juga sudah jujur bayar pajak.

“Lega, saya lega dari dulu. Tidak ada yang disembunyikan. Saya enggak ada. Enggak ada dana luar negeri. Jadi declare saja. Saya mengatakan Karena semangat nya berbagi. Jadi dapat sedikit bagi sedikit, kalau banyak ya banyak juga,” paparnya.

Menurutnya, penggunaan dana pajak ini harus diarahkan sesuai yang semestinya. Karena, kata dia, setoran pajak ini bukan diambil oleh negara, melainkan salah satunya untuk gaji pegawai dan para guru.

“Jadi ini (dana pajak) buat ngegaji pegawai negeri, juga ngegaji para guru, dan lainnya. Bukan kah itu (anggarannya) dari kita ya?” sebut dia.

Di saat bersamaan, Dirjen Pajak juga menerima wajib pajak (WP) besar dari keluarga Liem Sioe Liong atau Sudono Salim. Yang mendaftar tax amnesty adalah Anthony Salim tapi diwakilkan oleh Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franranky Welirang.

“Jadi tax amnesty itu penting. Kalau sudah ada transparansi kan enak. Ke depan kan jadi beraturan. Kalau bicara jumlah saya, tidak sebesar pak Franky. Ibarat bumi sama langit kalau dibandingin pak Franky,” candanya.

Namun demikian, Yusuf Mansur memberikan catatan kepada aparat pajak jangan terlena dengan keberhasilan tax amnesty ini.

“Mudah-mudahan ini permulaan yang baik. Bila tidak minta sama Allah yang baik, tidak akan berhasil. Jangan lupa bersyukur dan jangan sombong seakan-akan ini keberhasilan satu orang,” pungkasnya.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka