Jakarta, Aktual.co —Ajaran Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kurang mendapat simpati masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat, cenderung menjadikan ISIS sebagai musuh bersama.
“Ulama, pemerintah dan masyarakat (Indonesia) memusuhi ISIS. ISIS itu sesat,” ujar mantan Wakil Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar di sela Islamic Book Fair (IBF) 2015, di Jakarta, Minggu (8/3).
Ajaran ISIS yang menghalalkan kekerasan, dinilai Nasaruddin, menjadi salah satu penyebab mengapa ISIS tak mendapat simpati masyarakat Indonesia.
“Budaya masyarakat Indonesia tidak mengenal istilah kekerasan untuk mencapai tujuan. Ajaran Islam sendiri masuk ke Indonesia melalui jalan damai, sehingga bila ada ajaran yang menggunakan kekerasan maka (ajaran) itu cenderung tak diterima masyarakat kita,” kata dia.
Apalagi, lanjut Nasaruddin, saat ini masyarakat mulai melihat ISIS pada titik yang memuakkan. “Mereka menyaksikan berbagai tindakan kekerasan seperti pembakaran, pembunuhan secara keji yang dilakukan pihak ISIS pada orang-orang,” kata Nasaruddin.
Kendati begitu, Nasaruddin tak menampik sejumlah orang di Indonesia telah bergabung menjadi pengikut ISIS. Namun, kata dia, jumlah ini tak sebanyak di negara lain.
“Indonesia itu jumlah umat Islamnya paling besar (di dunia) tetapi paling sedikit jumlah (pengikut) ISIS-nya. Jumlah pengikut ISIS di Australia misalnya mencapai 500 orang. Tetapi di sini (Indonesia) sekitar 200 orang,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh: