Warga menggunakan perahu melintas di bawah Jembatan Kahayan yang masih diselimuti asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (2/10). BNPB memprediksi negara akan mengalami kerugian lebih dari Rp20 triliun akibat bencana kebakaran hutan dan lahan yang berkepanjangan.ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/pras/15.

Deli Serdang, Aktual.com – Sejumlah nelayan tradisional di Desa Bagan, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara banyak yang kesasar saat menangkap ikan di tengah laut akibat pengaruh kabut asap kebakaran hutan yang berasal dari daerah Jambi dan Riau.

“Kabut asap cukup tebal itu banyak yang membingungkan nelayan kecil Percut Seituan dan kadang-kadang mereka sudah berada di tengah laut yang sangat jauh,” kata seorang nelayan Agus (42) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Bagan Percut, Kamis (8/10).

Sebenarnya nelayan tersebut, menurut dia, merasa takut menangkap ikan ke laut saat terjadinya kabut asap itu. Dan bisa saja terjadi tabrakan sesama kapal nelayan di tengah laut juga dengan kapal besar lainnya.

“Namun, kejadian seperti ini kesemuanya tidak mereka perdulikan, demi mencari sesuap nasi,” ujar Agus.

Dia menjelaskan, para nelayan Desa Bagan sering nyasar berlayar hingga ke perairan Pantai Labu, Kabubaten Deli Serdang dan Belawan akibat kabut asap yang menutup penglihatan saat berada di tengah laut.

Peristiwa seperti ini, rata-rata dialami puluhan nelayan pemancing saat mencari ikan di perairan wilayah Percut Seituan yang jaraknya berkisar lebih kurang 3 mil dari lokasi TPI tersebut.

“Namun, hal tersebut tidak pernah mereka permasalahkan dan yang penting bagi kami, setiap pergi melaut bisa menghasilkan tangkapan ikan yang cukup banyak,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: