Umat Kristiani menyalakan lilin saat melaksanakan ibadah malam Natal di Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, Jakarta, Kamis (24/12). Umat Kristiani merayakan Hari Raya Natal pada 25 Desember. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./nz/15

Bandarlampung, Aktual.com – Warga Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, menuntut PT PLN Distribusi Lampung hentikan pemadaman aliran listrik bergiliran yang masih terus berlanjut hingga saat ini.

Sebagai bentuk protes, Kamis (17/3) malam, ribuan warga Bandarlampung berkumpul di pelataran Tugu Adipura, menggelar aksi menyalakan 1.000 lilin.

Salah satu inisiator aksi malam 1.000 lilin, Firman Seponada, mengatakan mereka melakukan aksi ini karena sangat dirugikan oleh kondisi listrik yang masih ‘byar pet’ di Lampung.

“Karena dampaknya pada pengusaha kecil sangat signifikan, Kerap matinya listrik juga berdampak pada penurunan minat pengusaha untuk berinvestasi di Kota Tapis Berseri ini,” kata mantan Komisioner KPU Lampung ini, di Bandarlampung, Kamis (17/3).

Ditegaskan dia, aksi 1.000 lilin ini murni dari keluhan masyarakat dan tidak ditunggangi siapa pun. “Semua datang secara sukarela,” kata dia.

Oyos Saroso HN, jurnalis yang turut hadir menegaskan, aksi ini juga untuk membuat petisi yang intinya mendesak agar PT PLN Lampung mempercepat perbaikan listrik dan juga meminta percepatan pembangunan transmisi di daerah ini.

“Pemerintah Provinsi Lampung harus turun tangan untuk membantu pembebasan lahan di jalur timur,agar pembangunan transmisi listrik itu bisa lebih cepat,” kata dia lagi.

Dia mengharapkan, jangan ada lagi pemadaman aliran listrik, mengingat hal ini sudah sangat memberatkan masyarakat terutama kalangan pengusaha.

Provinsi Lampung mengalami kekurangan daya listrik mencapai 130 MW, sedangkan Sumatera Selatan kelebihan 436 MW. PT PLN sejak 9 tahun yang lalu mulai membangun jalur interkoneksi untuk mengalirkan kelebihan daya listrik Sumatera Selatan ke Lampung. Namun pembangunan itu berhenti pada ruas Menggala-Seputih Banyak karena tidak diizinkan melintasi areal perkebunan salah satu perusahaan.

Padahal hanya diperlukan 87 menara lagi untuk mengakhiri krisis listrik yang selama ini dialami Lampung.

Karena itu, penggagas acara aksi menyalakan 1.000 lilin itu mengajak bersama-sama berjuang menyampaikan sikap agar pemerintah, PLN, dan perusahaan pemilik lahan perkebunan itu segera melanjutkan pembangunan jalur transmisi interkoneksi Menggala-Seputih Banyak, sehingga mengakhiri kondisi mati lampu berkali-kali setiap hari yang telah bertahun-tahun dialami warga Lampung.

Selain aksi itu, belum lama ini juga disebarkan penandatanganan petisi yang mempertanyakan kinerja PT PLN Lampung dan sudah berjalan di kampus-kampus se-Lampung serta berbagai kalangan lainnya.

Kamis siang tadi, sejumlah aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Lampung juga menggelar aksi demo di depan kantor PT PLN Distribusi Lampung di kawasan Rajabasa Bandarlampung antara lain untuk memprotes pemadaman bergilir dan mempertanyakan kinerja manajemen PT PLN Lampung dalam mengatasi permasalahan defisit daya listrik di daerah ini.

Sebelumnya, manajemen PT PLN Distribusi Lampung sudah menggelar pertemuan dengan kalangan wartawan, untuk menjelaskan kondisi kelistrikan di Lampung yang masih terus mengalami defisit daya listrik, dan diperkirakan baru akan dapat teratasi pada Juli 2017 mendatang.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara