Karangasem, Aktual.com – Pusatu Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendatangkan alat pendeteksi gas ‎vulkanik Gunung Agung. Staf Bidang Geokimia PVMBG, Udan Sain‎ menjelaskan, alat tersebut bernama Multi GAS (Multiple Gas Analysier System).

“Ini instrumen untuk mengukur gas di udara di sekitar lokasi. Biasanya alat ini kita gunakan untuk mengukur gas-gas vulkanik atau gas-gas yang dilepaskan oleh gunung api,” kata Udan di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Senin (9/10).

Ia menjelaskan, alat tersebut tak dipasang permanen alias bisa mobile dan sering digunakan untuk mengukur kandungan gas gunung api di berbagai tempat.‎ Menurut Udan, awalnya alat itu hendak digunakan untuk melakukan pengukuran di puncak Gunung Agung.

“Tapi berhubung aktivitasnya sangat tinggi dan PVMBG sudah merekomendasi untuk tidak memsuki zona bahaya, sehingga sampai saat ini alat ini di Gunung Agung belum kita gunakan,” tuturnya.

‎Oleh karena alat tersebut untuk mengukur gas vulkanik, maka penggunaannya mesti ke sumber keluarnya gas. “Kalau kita ukur di sini (pos pengamatan), dia tidak berarti apa-apa. Kalau di sini tidak bisa mendeteksi sumber gas vulkanik, ini hanya gas di sini saja. Jadi, dia harus dibawa ke sumbernya, meskipun tidak langsung di titik keluarnya gas,” papar Udan.

Kendati begitu, Udan memaparkan penggunaan alat tersebut tak mesti ditentukan dengan radius sekian untuk menangkap gas vulkanik Gunung Agung. Sepanjang tercium bau gas, alat tersebut bisa digunakan.‎ “Untuk radius agar dia bisa menangkap gas tidak bisa ditentukan absolut harus sekian. Tetapi, sepanjang kita bisa mencium bau gas sulfur atau belerang dari sumber itu, kita bisa melakukan pengukuran,” katanya.

Melalui alat tersebut, kandungan gas vulkanik bisa terdeteksi. Setidaknya ada tiga gas yang bisa dideteksi oleh alat hasil kerja sama dengan USGS itu. “Pertama gas sulfur terdiri dari SO2 atau belerang dioksida dan sulfur dioksida, kedua hidrogen sulfida (H2S), kemudian gas karbon dioksida (CO2)‎,” jelas dia.

“Jadi, kita dapat konsentrasinya di titik itu. Kemudian untuk tujuan monitoring yang kita gunakan adalah rasio dari masing-masing gas. Yang dideteksi oleh alat ini hanya konsentrasi kemudian dari konsentrasi itu kita bisa olah menjadi rasio. Dan alat ini secara otomatis juga akan memberikan hasil dalam bentuk rasio antar-gas,” tambah Udan.
Laporan Bobby Andalan, Bali

Artikel ini ditulis oleh: