Afghanistan dijadikan ajang uji coba persenjataan baru, aneka jenis bom, metode-metode baru peperangan, serta beberapa prosedur dan takti pertempuran baru oleh AS. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Penyelidikan Amerika Serikat terhadap laporan yang menyebutkan setidak-tidaknya 13 warga tewas dalam operasi militer di kota Kunduz, Afghanistan utara pekan lalu, tidak menemukan bukti adanya korban sipil, kata militer AS di Kabul pada Selasa.

“Pasukan Amerika Serikat di Afghanistan (USFOR-A) menyelidiki dugaan adanya korban sipil di Provinsi Kunduz pada operasi 3 dan 4 November. Namun tidak ada bukti ditemukannya korban sipil,” kata pernyataan tersebut.

Pejabat di distrik Chahardara, sebuah daerah di pinggiran kota Kunduz mengatakan bahwa 13 orang di dua desa tewas akibat serangan udara AS di daerah tersebut, sementara beberapa laporan menyebutkan sebanyak 65 orang tewas.

Namun pejabat sipil dan militer Afghanistan lainnya membantah laporan tersebut dan mengatakan bahwa seluruh warga sipil telah diungsikan sebelum operasi gabungan di daerah tersebut dimulai. Mereka mengatakan bahwa puluhan gerilyawan Taliban tewas dalam serangan itu.

“Kami dapat memastikan operasi terjadi di daerah ini dan banyak gerilyawan yang tewas, sebagaimana juga dibenarkan oleh Gubernur Kunduz Omarkhail dan Juru Bicara Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Dawlat Waziri,” kata pernyataan AS tersebut.

“Penyelidikan USFOR-A dilakukan secara mandiri dan menyimpulkan bahwa tidak ada korban sipil. Secara khusus, tidak ada rumah sakit atau klinik di wilayah setempat yang menunjukkan sedang menangani korban dengan luka akibat perang bersenjata,” katanya.

Isu jatuhnya korban sipil semakin terdengar ketika Amerika Serikat meningkatkan serangan udara melawan Taliban, sebagai bagian dari strategi yang lebih kuat guna memecahkan kebuntuan dengan pemberontak.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby