42554942 - little sibling boy brothers checking there tall each other

Semarang, Aktual.com – Melalui program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berhasil menekan angka stunting di wilayah Jateng. Itu terlihat dari angka stunting di Jateng yang dilaporkan terus menurun.

Data dari Studi Status Gizi Indonesia mencatat misalnya, angka stunting di Jateng tahun 2021 tercatat sebesar 20 persen. Jumlah itu turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 27 persen.

“Itu data SSGI yang sumbernya dari program, sementara kami punya data sendiri berupa laporan riset yang jumlahnya lebih kecil dari itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo dalam keterangannya, Senin (3/1).

Data riset soal stunting di Jateng, lanjut Yulianto, pada 2013 atau di masa awal Ganjar menjadi gubernur, stunting di Jateng mencapai 37 persen. Jumlah itu turun di tahun 2018 menjadi 31 persen.

“Sementara di tahun 2021 ini, menurut data riset itu, stunting di Jateng turun menjadi 19,9 persen. Jadi penurunannya cukup bagus,” kata dia.

Capaian itu, kata dia, telah berhasil melampauai target Sustainable Development Goals (SDGs). Di mana dalam SDGs ditargetkan, angka stunting harus di bawah 20 persen pada 2030 nanti.

“Kalau dari SDGs kita sudah melampauai target. Tapi Pak Presiden memiliki target lain yang lebih menantang, yakni harus di bawah 14 persen. Jadi kita masih akan mengejar itu,” beber dia.

Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi semua pihak yang berperan dalam penurunan angka stunting di Jawa Tengah. Meski begitu, ia meminta semuanya tidak berpuas diri.

“Iya, kalau dari data itu kita berhasil menurunkan angka stunting. Tapi tentu tidak boleh berpuas diri. Kita harus genjot terus program-program dalam rangka menurunkan angka stunting ini,” kata Ganjar.

Ganjar mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan BKKBN terkait penurunan angka stunting. Selain itu, Jateng juga sudah punya program andalan yakni 5NG yang sudah berjalan cukup baik.

“Dengan sistem itu, kita bisa mengetahui yang hamil ada berapa, tercatat setahun ada 500.000-an (orang) ibu hamil di Jateng. Kemudian dikerucutkan lagi, yang bermasalah berapa, kalau hanya 20 persen misalnya, ya itu yang jadi intervensi kita,” ungkap dia.

Tidak hanya soal stunting, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng juga untuk menekan angka kematian ibu dan anak, serta memastikan kebutuhan gizi mereka. Dengan menggandeng BKKBN, program-program itu diharapkan semakin optimal.

“Kalau roadmap-nya sudah bagus, maka kita berani mengatakan akan berhasil berapa persen. Sehingga secara sistematis, kita bisa melaksanakan program dengan baik,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu