Usai merazia WNA di penginapan yang berada di Tanah Abang, Jakarta Pusat, petugas BNN dan Imigrasi bergeser ke Gedung Asia Africa Trade Centre (ATC) yang mirip ruko. Petugas menyisir Gedung ATC untuk mencari WNA yang diduga masih terlibat jaringan narkoba asal Pakistan.

Tangerang, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten menetapkan rumah toko (ruko) sebagai tempat usaha karena sesuai perizinan dan bukan dijadikan rumah ibadah seperti di Perumahan Tigaraksa.

“Kami sudah melakukan musyawarah dengan tokoh agama dan pemilik ruko, demi menghindari bentrok,” kata Camat Tigaraksa Mas Yoyon Suryana di Tangerang, Sabtu (7/1).

Camat Yoyon menyatakan telah berkoordinasi dengan bagian perizinan Pemkab Tangerang bahwa peruntukan ruko adalah tempat tinggal dan usaha. Pernyataan ini terkait warga yang menjadikan rumah ibadah di Ruko Perumahan Muspika, Desa Pasir Nangka, Tigaraksa, dan menimbulkan protes penduduk setempat.

Bahkan warga mendatangi ruko tersebut sembari membentangkan poster penolakan dan pengelola tempat ibadah tersebut untuk segera meninggalkan tempat itu. Namun aksi protes tersebut dapat diatasi oleh aparat Polsek Tigaraksa dan bentrok akhirnya dapat diredam.

Upaya yang dilakukan aparat adalah dengan melakukan musyawarah dengan pengelola tempat ibadah dan pemilik ruko serta sejumlah warga yang protes.

“Hasilnya disepakati kunci ruko diserahkan ke pemilik dan tidak diperkenankan lagi untuk acara keagamaan,” jelas Yoyon.

Dia mengatakan demi menghindari bentrok antarumat, maka diharapkan pengelola tempat ibadah mengurus perizinan sesuai dengan SK tiga menteri. Demikian pula pendirian tempat ibadah harus mendapatkan persetujuan mayoritas warga sekitar, sehingga dikeluarkan izin oleh instansi terkait.

Mendirikan tempat ibadah, tidak boleh sembarangan saja, harus mengikuti peraturan sesuai SK tiga menteri itu. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh: