Bandung, Aktual.com — Di Jawa Barat setidaknya terdapat sebanyak 144 aliran kepercayaan yang menyimpang dari ajaran agama Islam. Data tersebut merupakan hasil penelusuran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat hingga tahun 2016. Jumlah itu sudah termasuk Gafatar yang sekarang ramai diberitakan media.

Sekretaris Umum MUI Jawa Barat, Rafani Achyar mengatakan, dari ratusan kelompok yang terdata, hanya menyisakan belasan saja yang masih aktif termasuk Gafatar. Pihaknya pun terus melakukan penelitian dan pengkajian secara mendalam terhadap kelompok-kelompok tersebut bersama pihak lainnya.

“Kalau menghitung di Jawa Barat ada 144 kelompok itu termasuk Gafatar. Yang eksis sampai saat ini ada belasan dan masih diteliti,” kata Rafani, kepada jurnalis media, Sabtu (23/01).

Menurut ia, sejauh ini mayoritas aliran kepercayaan yang mengatasnamakan Islam itu ajarannya menyatukan beberapa ajaran agama seperti Islam, Kristen dan Hindu. Rafani berasumsi, jika kelompok tersebut mencoba berlindung dari pemahaman pluralisme dan kebebasan dalam berkeyakinan. Padahal, tetap penistaan agama dilarang oleh peraturan atau hukum di Tanah Air.

Yang lebih parah, ia menemukan salah satu kelompok kepercayaan yang ajarannya memperbolehkan para penganutnya atau sang guru untuk menyetubuhi wanita yang mengikuti kelompok tertentu. Untuk meluruskan pemahaman-pemahaman keliru terkait hal tersebut, pihaknya pun menggenjot salah satu bidangnya di MUI, yakni bidang kajian.

“Seperti plurarisme yang menekankan jika semua agama benar. Namun, kelompok ini lebih mencampurkan ajaran Islam, Hindu, Kristen menjadi satu. Kalau dibiarkan tentu bakal menimbulkan kerancuan keagamaan. Misalnya, ada kelompok yang memperbolehkan menyetubuhi pengikut wanita atau salat menghadap ke laut harus ke ombak tidak ke Kiblat,” ucapnya.

Pemantauan sekarang memang diakuinya hanya belasan, sebab banyak kelompok ini gugur dengan sendirinya karena tidak diterima oleh masyarakat dengan ajaran yang dibawa. Namun, dirinya belum berani membuka data daerah mana dan nama kelompok yang masih ada tersebut. Hanya saja, diyakinkannya, jika pihaknya terus ikut memantau bersama instansi lainnya.

Artikel ini ditulis oleh: