Jakarta, Aktual.com — Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah 98,02 poin di tengah antisipasi hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini.

IHSG BEI ditutup melemah 98,02 atau 1,99 persen menjadi 4.837,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 20,94 poin (2,48 persen) menjadi 825,11.

Analis mengatakan bahwa indeks BEI bergerak tertekan cukup dalam di tengah data neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2015 yang mencatatkan surplus sebesar 950 juta dolar AS.

“Sentimen positif dari dalam negeri tertutup oleh sentimen dari Amerika Serikat. Pada pekan ini (Kamis, 18/6) dini hari nanti, the Fed sedianya akan merilis hasil rapat FOMC terkait suku bunga acuan AS (Fed fund rate). Saat ini, pelaku pasar sedang khawatir the Fed akan menaikan suku bunganya,” ujar Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe di Jakarta, Senin (15/6).

Menurut dia, selama belum adanya kepastian waktu dari the Fed untuk menaikkan suku bunganya maka kondisi pasar saham global, termasuk IHSG BEI akan terus mengalami gejolak tinggi dengan kecenderungan melemah.

Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar saham di dalam negeri juga masih menanti akselerasi pemerintah dalam mendorong pembangunan infrastruktur. Diharapkan penyerapan anggaran pembangunan infrastruktur lebih baik dari sebelumnya sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang pada akhirnya akan mendorong kinerja emiten.

Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 197.732 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,16 miliar lembar saham senilai Rp2,96 triliun. Sebanyak 52 saham bergerak naik, dan 247 saham turun, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 81 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 418,73 poin (1,53 persen) ke level 26.861,81, indeks Nikkei turun 19,29 poin (0,09 persen) ke level 20.387,79, dan indeks Straits Times melemah 31,98 poin (0,94 persen) ke posisi 3.322,25.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka