Ketika disebutkan almuslim ataupun almukmin, maka yang paling berhak adalah baginda Nabi SAW. Maka jadikanlah baginda Nabi sebagai tuntunan kita dalam mewujudkan keimanan ini dalam dzahir diri kita.

Tanda keimanan sesorang jika dilihat secara dzahirnya adalah dengan memberikan keamanan pada harta dan harga diri orang lain. Adapun tanda batinnya adalah dengan menjadikan semua amal dzahir kita murni karena Allah Ta’ala, bukan untuk mendapatkan dunia, serta selalu menghadapi semua taqdirnya dengan penuh keridhaan, kepasrahan dan ketawakkulan.

Yang ketiga dari dasar penting agama ini adalah apa yang disebut dengan ihsan. Dikarenakan tabi’at manusia malulah (cepat merasa bosan), oleh karena sebagian kewajiban syariah sifatnya rutinitas seperti shalat dan hati manusia terkadang mengikuti hawa nafsu, maka ihsan ini adalah sebagai pengawasnya.

Mengawasi nafsu agar tidak bosan terhadap rutinitas ibadah serta menjaga hati agar sesalu ikhlas dalam menjalankannya.

Ihsan memperbaiki tingkah laku, dan iman sebagai penggeraknya, sedangkan islam adalah yang nampak dalam akhlak kita. Ketiga hal ini harus bersinambung dalam satu waktu agar bisa menjaga hati dari fitnah ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid