Diantara hak tashrif Nabi yang lain adalah tentang bersiwak (membersihkan gigi) sebelum shalat. Sebagaimana Nabi bersabda:
“لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى أَوْ عَلَى النَّاسِ لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ”
Artinya: “Jikalau aku tidak memberatkan umatku, maka aku perintahkan kepada mereka untuk bersiwak pada setiap shalat“(HR.Bukhari).
Akan tetapi baginda melihat dengan rahmatnya, sehingga tidak mewajibkannya. Baginda Nabi juga telah menjadikan waktu shalat isya dimulai pada awal malam, tidak harus dilaksanakan pada pertengahan malam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
“أَخَّرَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم هَذِهِ الصَّلاَةَ فَجَاءَ عُمَرُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَقَدَ النِّسَاءُ وَالْوِلْدَانُ فَخَرَجَ وَهْوَ يَمْسَحُ الْمَاءَ عَنْ شِقِّهِ يَقُولُ إِنَّهُ لَلْوَقْتُ لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى”
Artinya: “Baginda Nabi SAW mengakhirkan shalat ini (shalat isya), kemudian datanglah Umar dan berkata “ wahai Rasulallah, para perempuan telah tertidur dan juga anak-anak“, lalu Nabi keluar dari kamarnya sambil mengusap air dari pipinya dan berkata “ini adalah waktu dari shalat isya kalau seandainya tidak memberatakan umatku“(HR. Bukhari).
Imam Abu Dawud telah meriwayatkan dalam kitab Sunannya, bahwa baginda Nabi SAW telah bersabda:
“لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ لأَمَرْتُهُمْ بِتَأْخِيرِ الْعِشَاءِ وَبِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ”
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid