Artinya: “Ibnu Abbas berkata “ dan Nabi telah menutup semua pintu masjid selain pintu (yang menuju) Ali”, kemudian ia berkata “ maka Ali masuk kedalam masjid dalam keadaan junub, dan ini adalah satu-satunya jalan yang menuju rumahnya “(HR. Ahmad).

Dalam riwayat Abu Dawud dikatakan:

“جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَوُجُوهُ بُيُوتِ أَصْحَابِهِ شَارِعَةٌ فِى الْمَسْجِدِ فَقَالَ وَجِّهُوا هَذِهِ الْبُيُوتَ عَنِ الْمَسْجِدِ ثُمَّ دَخَلَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم وَلَمْ يَصْنَعِ الْقَوْمُ شَيْئًا رَجَاءَ أَنْ تَنْزِلَ فِيهِمْ رُخْصَةٌ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ بَعْدُ فَقَالَ وَجِّهُوا هَذِهِ الْبُيُوتَ عَنِ الْمَسْجِدِ فَإِنِّى لاَ أُحِلُّ الْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلاَ جُنُبٍ”

Artinya: “Ketika Rasulullah SAW datang dan melihat pintu sebagian sahabat menghadap ke masjid, lalu Nabi berkata “ arahkanlah pintu rumah ini untuk tidak menghadap masjid, kemudian Nabi SAW masuk kembali dan para sahabat belum menjalankan perintahnya karena mereka berharap diturunkannya rukhsah (keringanan) untuk mereka, kemudian bagindapun keluar lagi dan berkata “ arahkanlah rumah-rumah ini untuk tidak menghadap ke masjid, karena sesungguhnya saya tidak membolehkan masjid ini untuk orang yang haid dan orang yang junub “(HR. Abu Dawud).

Karena rumah para sahabat pada masa itu hanya memiliki satu pintu, sehingga ketika pintu itu menghadap ke masjid maka mereka harus melewati masjid untuk keluar dan mandi junub, sebab toilet mereka berada diluar masjid. Akan tetapi baginda Nabi SAW hanya menyisakan satu pintu saja yang boleh tetap menghadap masjid, yaitu pintu rumah dari sayiduna Ali RA. Wallahu A’lam…

Laporan: Abdullah AlYusriy

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid