Jakarta, Aktual.co — Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hari ini menmanggil Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad untuk membahas perkembangan nilai tukar Rupiah. Pasalnya, beberapa waktu yang lalu nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) melemah hingga mencapai level Rp13.200.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar mata uang terhadap Dolar AS bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga di berbagai negara lainnya akibat penguatan ekonomi AS. Namun menurutnya, pelemahan nilai tukar Rupiah lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya.

“Artinya gejala penguatan Dolar AS ini menguat membuat currency yang lain melemah, tapi currency yang lain lebih melemah dari kita, Euro dan lainnya melemah. Ini menunjukkan kompetitf Indonesia terhadap Dolar AS,” ujar Agus di Ruang Rapat DPR, Jakarta, Rabu (25/3).

Lebih lanjut dikatakan dia, secara umum ekonomi Indonesia didukung pertumbuhan harga minyak dunia. Pada Juni 2014 harga minyak dunia di atas USD100 per barel, dan karena penguatan ekonomi AS harga minyak dunia turun hingga sepanjang 2015 mencapai USD55 per barel.

“Tahun 2015 ini stimulus sudah tidak diberikan AS, sekarang perbaikan eksonomi AS menigkatkan suku bunga di AS, tapi karena perbaikan ekonominya mengalami kondisi pasang surut, kemungknan The Fed Rate akan naik di kuartal ketiga ini,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pada minggu pertama sampai ketiga Maret 2015 Rupiah mengalami pelemahan terhadap Dolar AS mencapai 4,19 persen hingga mencapai level Rp13.200. Namun, pada minggu kempat Maret ini Rupiah merangkak naik dan mencapai level Rp13.000 per Dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka