Bandung, Aktual.com — Balita asal Kota Bandung, Siti Qurrota’ayun divonis akan menggunakan popok sekali pakai seumur hidupnya. Sebab, Siti merupakan satu dari beberapa anak di Indonesia yang terlahir tanpa memiliki anus dan lubang kelamin.

Ibu sang anak, Lela Herawati (25) mengatakan, kabar itu diterimanya dari salah satu dokter yang menangani anaknya. Siti harus menggunakan popok sekali pakai karena otot penahan yang biasa berfungsi untuk menahan buang air kecil pada Siti tidak berfungsi.

Saat ini, Siti masih mengeluarkan kotoran dari tubuhnya melalui lubang buatan di bawah peturnya. Itu didapat Siti saat diketahui tidak memiliki saluran pembuangan, baik anus atau pada kelamin. Petugas medis pun langsung melakukan oprasi kolostomi atau pembuatan lubang buatan dibagian bawah perut saat berusia 8 bulan.

“Sementara ini masih melalui lubang buatan untuk kencing dan buang air besar. Tapi, kalau sudah dioperasi dan dibuat lubang untuk anus dan vagina, juga tetap kedepan harus pake popok karena tidak ada otot penahan pipis. Jadi kalau mau pasti langsung keluar, kalau buang air besar kemungkinan masih bisa ditahan,” kata Lela dengan nada berat di kediamanya, Astana Anyar, Kota Bandung, Minggua (15/5).

Anak pertamanya itu sudah melakukan operasi sebanyak dua kali, yang pertama buat lubang di bawah perut kemudian keduanya memasukan usus dan kantung kemih yang ada di luar perut. Lela mengatakan, saat ini sedang menunggu operasi ketiga untuk membuat lubang anus dan vagina. Namun, belum ada jadwal karena terhambat administrasi.

Di dalam rumah kontrakan seluas 3×4 meter ini, Lela bersama sang suami Ajat (30) berjuang untuk memenuhi segala kebutuhan obat-obatan dan berbagai barang yang diperlukan anaknya. Selama lima tahun itupun keduanya banting tulang untuk memenuhi kebutuhan buah hatinya.

Per hari, Lela harus mengganti sebanyak tujuh kali popok sekali pakai untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan anaknya. Selain itu, setiap tiga bulan sekali harus datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin melakukan pemeriksaan.

“Kebutuhan sehari-hari seperti kapas kecantikan, popok sekali pakai, doble tipe, plaster, palstik dan lainnya kira-kira habis Rp3 juta per bulannya sedangkan suami saya kerja di pasar bantu-bantu (buruh serabutan) per hari 70 ribu,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh: