Jakarta, Aktual.com- Mirek lelaki asal Cekoslowakia itu selalu menjadi pengingat zaman. Meskipun Mirek tidak pernah benar-benar hadir. Ia fiktif. Adalah Milan Kundera sang pencipta Mirek.Ucapan lelaki yang muncul dalam novel The Book of Laugher and Forgetting karya Kundera itu sudah jutaan kali mungkin dikutip.

“Perjuangan manusia adalah melawan lupa,” ujar Mirek.
Lupa, menurut Mirek adalah alat yang ampuh penguasa untuk mengendalikan rakyatnya.Lupa juga ampun untuk mengekalkan kekuasaan. Apa yang dilupakan penguasan dan apa yang dilupakan rakyat kadang bertemu dalam satu keadaan. Keadaan atau situasi yang bisa berlabel kemiskinan, Kebodohan atau kadang juga berupa ketidakadilan.

Ketidakadilan misalnya muncul dari lupanya penguasa atas tugas penguasa yang menjamin kesamaan semua orang di depan hukum. Ia juga bisa muncul dari sifat rakyat yang lupa bahwa penguasa harus memberikan keadilan yang sama bagi semua orang.

Prihal inilah yang sering luput. Sudah ribuan perkara kedailan dilupakan oleh penguasa. Kejahatan HAM, kejahatan masalalu dengan korban ratusan orang dan juga korupsi. Khusus korupsi ada contoh yang menarin untuk mengingatkan kita.

Saya ingin mengembalikan ingatan kita ke sosok “Bunda Putri”. Nama ini sempat membuat gaduh diakhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Muasalnya adalah kesaksian mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Lutfhi Hasan Ishaaq. Ia menyebut Bunda Putri adalah sosok yang memiliki peran dalam menentukan susunan kabinet pembantu SBY.

“Benar saya berangkat ke Bunda Putri. Karena Bunda Putri ini adalah orang yang dekat dengan SBY. Kami bertemu untuk membicarakan kebijakan reshuffle. Saya khawatir reshuffle sudah sering terdengar, ditambah ada berita sopir menteri yang ditangkap,” ujar Luthfi di Pengadilan Tipikor Jakarta 11 Oktober 2013.

Kesaksian LHI itu membuat SBY berang. Ia bersama dengan jajaranya membantah kesaksian LHI. Ketua Umum Partai Demokrat tersebut membantah Bunda Putri yang namanya dikaitkan dengan kasus korupsi import daging sapi tersebut.

“Ceritakanlah kebenaran, jangan suka mengalihkan isu, jangan menyerempetkan ke orang-orang yang sama sekali tidak tahu. Sekarang saya, mungkin lain kali orang lain. Itu sudah kejahatan sendiri,” kata Yudhoyono di Halim Perdana Kusuma Jakarta.

Presiden menambahkan apabila pihak yang dimaksud Luthfi Hasan memang mengenalnya dekat, tentu perangkat lembaga kepresidenan tahu.

“Menteri Sekretaris Negara Pak Sudi Silalahi tahu, Sekretaris Kabinet Pak Dipo pasti tahu, sekretaris pribadi pasti tahu. Kalau orang berhubungan dengan saya atau ingin ketemu saya, atau telepon saya, kirim surat ke saya pasti melewati sistem. Sudah saya cek semuanya tidak satu pun yang tahu,” ujar Yudhoyono.

Sayangnya perintah SBY tersebut tidak ditanggapi serius oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. Kala itu KPK menilai Bunda Putri tidak memiliki kaitan dengan kasus korupsi yang disidik. Sementara penyelidikan Polri hanya menjadi konsumsi internal lembaga Kepresidenan.

Berangsur-angsur kita semua lupa terhadap siapa sebenanya Bunda Putri. Namun ingatan publik mungkin bisa dikembalikan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla tentang siapa sebenarnya perempuan berkacamata tersebut.

Terlebih saat Presiden menunjuk Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Berdasarkan dokumen yang diterima Aktual.com, Sutiyoso merupakan orang dilingkaran utama Presiden yang mengenal Bunda Putri.

Dalam foto yang diterima Aktual.com, Sutiyoso tampak akrab dengan sang Bunda. Perempuan misterius itu duduk dibelakang mantan Gubernur DKI Jakarta sambil melempar senyum.

bunda putri

Pihak yang mungkin bisa juga ditanya tentang sosok ini, dalam lingkaran terdekat Presiden mungkin mantan Ketua tim reformasi tata kelola migas (RKTM) Faisal Basri.

Dokumen Aktual memperlihatkan keduanya tampak duduk satu meja disebuah gelaran makan malam. Tentu Bang Yos dan Bang Faisal bisa bercerita banyak jika mereka tidak sedang didera penyakit “Lupa”.

Laporan: Wahyu Rhomadhony

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby