Kent pun mengingatkan kinerja Anies beserta jajarannya perlu ditingkatkan, terkait penanganan banjir. Ia juga menyarankan agar Anies lebih menggiatkan pada pengerukan dan pembenahan drainase.

“Jangan fokus pada pekerjaan proyek-proyek yang aneh di Jakarta. Tolong serius terhadap penanganan Covid-19 dan banjir di Jakarta,” tegasnya.

Menurutnya, dalam menyikapi banjir di Jakarta semua pihak harus bertanggung jawab tidak hanya Dinas Sumber Daya Air (SDA) tetapi mencakup juga Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Bina Marga.

“Tanggungjawab soal banjir di Jakarta, tanggungjawab kita semua. Banjir diakibatkan karena berkurangnya area serapan air karena pembangunan trotoar yang serampangan dan perubahan tata guna lahan, saluran air yang tidak memadai, dan juga perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan dan suka buang sampah sembarangan,” kata Kent.

Ia pun berharap, Gubernur Anies lebih memprioritaskan penanganan Covid-19 dan banjir di Jakarta. Dan bisa memberikan perhatian yang lebih kepada korban banjir Jakarta.

“Jangan membebani warga Jakarta dengan banjir ini, coba dipikirkan kembali. Kasihan warga yang setiap kali hujan datang selalu saja was-was akan banjir,” pungkasnya.

Perlu diketahui sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria menyatakan bahwa anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam program pengendalian banjir sekitar Rp 5 triliun. Yang mana anggaran tersebut, kata dia, sedang dipersiapkan dalam dua tahun ini.

Meskipun di tengah pandemi Covid-19, dia berharap, program pengendalian banjir bisa terus dilakukan. Oleh karena itu, dia merasa Pemprov DKI Jakarta, Dinas Sumber Daya Air dan instansi terkait harus bekerja lebih berat lagi.

Dia menargetkan, pada tahun 2021, program-program yang sedang dijalankan tersebut bisa mengurangi 11 persen potensi banjir di Jakarta. Jadi, meskipun Jakarta menjadi wilayah dengan jumlah Covid-19 terbanyak di Indonesia, namun program pengendalian banjir tetap dilanjutkan.

Riza menjabarkan, butuh waktu delapan tahun untuk menyelesaikan program Grebek Lumpur. Yang mana, ada 13 danau, setu, atau waduk yang menjadi sasaran program tersebut. Volume lumpur yang dikeruk sebesar 4,5 juta meter kubik.

Oleh karena itu, untuk mempercepat proses pengerukan, maka menurutnya diperlukan peningkatan jumlah alat berat. Dia berharap seluruh pihak bisa mendukung penambahan jumlah alat berat.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid