Jakarta, Aktual.co — Kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 sesuai dengan saran Bank Dunia.
Hal itu disampaikan oleh eks Menteri Koordinator bidang Perekonomian Rizal Ramli, kepada wartawan, di komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (18/11).
“Kami mengucapkan selamat, jika penaikan BBM Rp 2.000 perak sesuai dengan saran Bank Dunia. Jadi jelas betul siapa yang memutuskan kebijakan ekonomi Indonesia, yaitu Bank Dunia,” kata dia.
Padahal, kata Rizal, pemerintaah masih mempunyai solusi lain, selain menaikan harga BBM. Menurutnya, solusinya sederhana dengan cara menghapuskan produk premium. Karena premiun saat ini terlalu bagus oktannya atau terlalu tinggi.
“Itu yang menyebabkan orang kaya dengan mobil bagus tetap mau pakai premium. Kita buat produk baru namanya BBM rakyat, dimana oktannya 80-83. Di Amerika Serikat, besin biasa oktannya 86, sedang di kita premiun 88 itu terlalu bagus,” kata dia.
“Kalau kita lakukan itu, volume premium yang tadinya 55 persen, bisa turun ke 35 persen atau 40 persen dengan BBM Rakyat. Orang kaya tidak berani lagi pakai BBM rakyat karena mesin kendaraannya akan menggelitik. Jadi BBM, betul-betul tepat sasaran,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang