Lokasi ledakan dinamit yang diduga dilakukan pendung Evo Morales di jalan menuju Desa Bombeo di Cochabamba, Bolivia - foto X

Sucre, Aktual.com – Setidaknya 10 polisi Bolivia terluka dalam bentrokan dengan pendukung mantan pemimpin Evo Morales yang menuntut agar dirinya diizinkan mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan keempat sebagai Presiden Bolivia.

Bentrokan terjadi di Bolivia bagian tengah, pada Selasa (4/6) tempat para pendukung Morales mulai memblokir jalan sejak Senin (3/6) untuk memprotes diskualifikasi Morales untuk maju dalam pemilihan umum pada 17 Agustus tahun ini.

Dilansir dari Times Of India – AFP, enam dari polisi yang terluka itu akibat ledakan dinamit di jalan menuju Desa Bombeo, yang merupakan basis utama pendukung Morales di Cochabamba. Kelompok pendukung Evo Morales lainnya melemparkan bahan peledak ke arah petugas polisi yang menjaga pabrik YPFB di Cbba. Hal itu disampaikan Carola Arraya selaku Wakil Menteri Keamanan Warga.

Para demonstran itu juga menuntut pengunduran diri Presiden Luis Arce, yang mereka salahkan atas krisis ekonomi yang parah dan atas penolakan otoritas pemilu untuk mengizinkan Morales mengikuti Pemilihan Umum pada tanggal 17 Agustus 2025.

Omar Ramirez, seorang pemimpin gerakan Evo Pueblo — yang didirikan Morales setelah ia keluar dari partai yang berkuasa awal tahun ini — mengatakan ada ”beberapa orang yang terluka di antara rekan-rekan kami,” tanpa memberikan perincian.

Untuk diketahui, Morales adalah salah satu pemimpin terlama di Amerika Latin, menjabat tiga periode sebagai presiden antara tahun 2006 dan 2019 sebelum dipaksa mengundurkan diri setelah pemilihan umum yang tercemar oleh tuduhan penipuan.

Meskipun dilarang oleh Mahkamah Konstitusi Bolivia untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat, bersama dengan tuntutan perdagangan manusia atas dugaan hubungan seksualnya dengan anak di bawah umur saat menjabat, Morales masih terus berusaha untuk mendaftar kembali sebagai kandidat presiden bulan lalu.

Ramirez mengatakan bahwa pertikaian pemilu kini ”dikesampingkan” oleh krisis ekonomi bagi para demonstran. Kekurangan dolar dan bahan bakar yang parah telah menyebabkan harga barang-barang pokok meroket, yang membuat warga Bolivia berulang kali turun ke jalan untuk berunjuk rasa dalam beberapa bulan terakhir. Sopir bus dan pengecer juga telah mengumumkan demonstrasi minggu ini atas situasi tersebut.

Menulis di akun X-nya, Presiden Luis Arce mengklaim motif sebenarnya dari protes tersebut adalah ”pencalonan Morales yang tidak konstitusional” dan menuduhnya bersiap untuk ”menutup kota-kota dan mencegah pengiriman makanan, seperti yang pernah dilakukannya di masa lalu” untuk melanjutkan upayanya kembali.

Kekurangan dolar dan bahan bakar yang parah telah menyebabkan harga barang-barang kebutuhan pokok meroket, yang membuat warga Bolivia berulang kali berunjuk rasa di jalanan dalam beberapa bulan terakhir. Para sopir bus dan pedagang pengecer juga mengumumkan unjuk rasa pekan ini atas situasi tersebut.

(Indra Bonaparte)