Jakarta, Aktual.co — Jamaah haji Indonesia sudah menyelesaikan ibadah haji dan mereka pulang ke Tanah Air mulai 9 Oktober hingga 8 November nanti.
Sebelum ke Tanah Air, banyak jamaah haji yang menyempatkan berbelanja cendera mata khas Tanah Suci ke pusat-pusat perbelanjaan.
Salah satu pusat perbelanjaan yang diserbu oleh jamaah haji Indonesia di Makkah adalah Pasar Zakfariah. Hal ini terlihat dari banyaknya jamaah haji asal Indonesia yang sedang berbelanja seperti yang terlihat pada Rabu (15/10). Kemana pun pergi, pasti ditemui jamaah asal Tanah Air. Pasar ini disebut-sebut sebagai pengganti Pasar Seng yang dibongkar karena Masjidil Haram sedang dilakukan perluasan.
Pasar Zakfariah terletak sekitar satu kilometer dari Masjidil Haram, sehingga bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 30 menit. Selain itu, dari pasar ini juga ada kendaraan taksi, atau mungkin tepatnya “angkot” karena ongkosnya ditarik per orang. Ongkos dari pasar menuju Masjidil Haram sebesar dua riyal per orang (sekitar Rp6.500).
Suasana pasar ini mirip dengan Pasar Tanah Abang atau Pasar Jatinegara di Jakarta, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Sebelum memasuki pasar, di tepi jalan sudah banyak toko-toko.
Di pasar ini banyak ditemui berbagai macam oleh-oleh baik khas Tanah Suci seperti pashmina, pakaian muslim, jilbab, sajadah, ghutra (kain penutup kepala), tasbih. Panganan khas Arab seperti kurma, kacang arab dan lainnya. Bahkan juga mainan dan barang-barang elektronik, jam dan perhiasan. 
“Mau cari yang murah-murah untuk oleh-oleh,” kata seorang jamaah haji.
Namun sebagian besar barang-barang tersebut adalah barang impor terutama dari Tiongkok. Pemasok lainnya adalah India, Pakistan dan Turki.
Jamaah yang tidak bisa berbahasa arab tidak perlu khawatir karena hampir semua penjaga toko bisa berbahasa Indonesia, minimal jika menanyakan harga-harga. Banyaknya pedagang yang bisa berbahasa Indonesia mungkin karena memang jumlah jamaah haji Indonesia adalah yang terbesar dan terkenal royal membeli oleh-oleh. Tahun ini kuota jamaah haji Indonesia mencapai 155.200 orang.
Teriakan, “Murah…murah,” banyak terdengar.
“Dua riyal…dua riyal,” kata pedagang lain yang sedang mengobral barang dagangannya.
Bahkan untuk menarik jamaah haji, seorang penjaga toko menyebutkan nama-nama presiden Indonesia.
“Jokowi…Jokowi,” kata seorang pedagang yang tentu mengundang senyum dan ketertarikan jamaah Indonesia.
Ia pun menyebut nama presiden lainnya seperti, Soekarno, Soeharto, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Harga barang-barang di sini tidak terlalu jauh dengan di tempat-tempat lainnya di Makkah, misalnya ghurta antara lima hingga 15 riyal, pashmina 5-10 riyal, dan tasbih mulai 5 riyal per lusin. Namun, pembeli perlu menawar, apalagi jika ingin membeli dalam jumlah besar.
“Jika beli satu harga 10 riyal namun beli 10 (lembar pashmina) bisa 8,5 riyal,” kata anggota Media Center Haji, Neni, yang membeli pashmina.
Di pasar ini juga dijual tasbih dari bahan kayu koka. Tasbih ini memang cukup dicari pembeli karena konon tongkat Nabi Musa dibuat dari kayu ini. Namun hati-hati, menurut seorang tenaga musiman, seringkali yang dijual adalah berasal dari koka palsu.
“Harganya bervariasi mulai dari 30 sampai 70 riyal, namun saya tidak beli takut palsu. Karena di Madinah ada yang harganya sampai 600 riyal,” kata Kepala Seksi Media Center Haji, Rosidin Karidi.
Sementara itu Nazli mengatakan, walau harga tidak terlalu jauh dengan di toko-toko lainnya, namun pilihan di Pasar Zakfaria sangat bervariasi dan banyak sehingga banyak pilihannya. Nazli pun memborong jilbab.
Oleh sebab itu pasar itu disebut juga sebagai pasar `borong` karena para pembeli yang umumnya jemaah haji, banyak yang berbelanja dengan memborong barang sebagai oleh-oleh.

Artikel ini ditulis oleh: