Jakarta, Aktual.com – Relawan asing mengaku kecewa atas pengusiran yang dilakukan Pemerintah Indonesia, untuk membantu korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Pemerintah Indonesia telah menyatakan tidak membutuhkan bantuan relawan asing, meski membuka keran bantuan internasional hanya sepekan sebelumnya.

“Semua anggota tim USAR (Urban Search and Rescue Team) harus kembali ke negaranya masing-masing. Mereka tidak dibutuhkan di Indonesia,” kata Ahmed Bham yang bekerja untuk LSM Afrika Selatan, Gift of the Givers, seperti dikutip dari AFP, Rabu (10/10).

Ahmed mengungkapkan, relawan USAR yang beranggotakan 27 orang tiba dari Johannesburg tiga hari silam di Indonesia, untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami Palu yang hingga kini sudah mencatat lebih dari 2.000 korban jiwa, 5.000 orang hilang dan sekitar 200.000 penduduk yang kehilangan tempat tinggal itu, sudah sangat berpengalaman dengan peralatan khusus.

“Banyak hari terbuang. Padahal kami bisa membantu dan menggunakan kemampuan atau skill kami,” katanya menyesal.

Ahmed Bahm menilai kebijakan tersebut justru tidak lazim di negara lain. “Kami tidak pernah mengalami perlakuan seperti ini dalam sebuah bencana besar,” imbuhnya.

Hal serupa diungkapkan Direktur World Vision Australia, Tim Costello. Kepada stasiun televisi ABC dia menilai adalah hal “aneh jika wartawan asing bisa bergerak bebas. Inilah yang sangat aneh.”

Pengusiran bagi relawan asing diumumkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada Selasa (9/10). Menurut BNPB, LSM asing hanya bisa terjun ke lapangan dengan dampingan ormas lokal, harus mendaftarkan diri ke kementerian terkait dan diminta memulangkan relawannya yang telah berada di lokasi bencana.

Selain itu BNPB juga akan mengawasi semua aktivitas relawan asing di Sulawesi. “Relawan asing diatur, tidak bisa nyelonong seenaknya ke mana-mana. Karena beda kultur, bahasa, dan lainnya. Hal itu biasa terjadi, diatur di semua negara,” kata Jurubicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho. “Presiden sudah mengatakan kita tidak lagi membutuhkan bantuan asing, tapi mereka tetap datang.”

Artikel ini ditulis oleh: