Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kestuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berujuk rasa di depan kantor PMK, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018). Aksi mahasiswa ini menuntut pemerintahan Jokowi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, menurunkan harga kebutuhan pokok, menghentikan impor yang tidak diperlukan dan melakukan swasembada pangan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang bergerak naik 35 poin menjadi Rp14.110 pagi ini seiring dengan harapan positif pada hasil perundingan kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan kuatnya harapan pelaku pasar terhadap tercapainya kesepakatan perdagangan antara AS dan China masih menjadi faktor positif bagi mata uang negara berkembang.

“Mata uang ‘emerging market’, seperti Indonesia cukup terbantu oleh sentimen eksternal itu,” katanya, Rabu (9/1).

Apalagi, lanjut dia, sentimen dari dalam negeri juga cukup kondusif. Sejumlah indikator data ekonomi nasional seperti inflasi, cadangan devisa, dan realisasi APBN 2018 cukup sehat dan kredibel.

“Sentimen domestik itu juga memicu aliran dana asing masuk, sehingga mendorong permintaan mata uang lokal,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: