Jakarta, Aktual.co — Bank Indonesia (BI) Wilayah III Bali dan Nusa Tenggara memprediksi inflasi terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak per 1 November 2014 mencapai sekitar 1,8 persen.

“Kami hitung kira-kira 1,8 persen apabila memang terjadi kenaikan harga BBM sebesar Rp3.000,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali & Nusa Tenggara Benny Siswanto di Denpasar, Rabu (29/10).

Menurut dia, pihaknya telah melakukan penghitungan, baik di Bank Indonesia maupun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali. Apabila kenaikan harga BBM benar terjadi pada awal November 2014, Benny memperkirakan akan terjadi dampak domino.

“‘First round effect’ itu terhadap transportasi dan ‘second round effect’ itu terhadap harga bahan-bahan (makanan),” ucapnya.

Bersama TPID, pihaknya telah mengadakan langkah antisipasi, termasuk pengendalian inflasi dengan berkoordinasi dengan TPID dan Pemerintah Provinsi Bali.

“Kami sudah menghadap Gubernur Bali dan kami akan siapkan langkah pengendalian dalam bentuk koordinasi dan mengintensifkan kegiatan TPID yang mendesak,” ujar Benny.

Namun, Benny tidak memerinci kegiatan mendesak yang akan digelar. Ia bersama tim masih mencari cara agar kenaikan terhadap inflasi tersebut tidak terlampau tinggi.

“Kalau kenaikan harga BBM, harus lebih dicari agar kenaikan terhadap inflasi tidak terlampau tinggi. Kami harus berkoordinasi dengan Pertamina, Dinas Perhubungan, dan instansi terkait lainnya,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka