Sejumlah kendaraan melintas diantara Gerbang TOL Ciledug 1, Jakarta, Kamis (21/6). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunda penerapan integrasi sistem transaksi tol di jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau tol JORR (Jakarta Outer Ring Road). Penundaan tersebut diputuskan setelah mendengar masukan dari berbagai elemen masyarakat mengenai kebijakan tersebut. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengungkapkan bahwa pihaknya mendorong pembangunan infrastuktur baik yang sifatnya untuk mendorong transporatasi darat bukan hanya tol tapi juga kereta api. Integrasi antar moda menjadi penting karena akan menunkan biaya logistik tersebut. Selain itu, pembangunan kawasan ekonomi khusus dan industri juga dibangun dalam rangka menekan biaya logistik tersebut.

“Kita berharap di akhir tahun 2018 berbagai proyek infrastruktur bisa selesai agar bisa berdampak terhadap biaya logistik itu tadi,” ujar Wahyu ditulis Senin (7/7).

Ia menambahkan bahwa sebanyak 72% biaya logistik porsinya hanya untuk transportasi. Sedangkan sisanya 23% bisa untuk biaya administrasi, penyimpanan, dan pergudangan. “Jadi biaya transportasi atau angkutan masih besar sekali porsinya,” tambahnya.

Apabila dibandingkan dengan negara ASEAN, Indonesia masih berada di peringkat keempat untuk urusan besarnya biaya logistik. “Indonesia masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand,” tambahnya.

Untuk memperbaikinya maka pemerintah Indonesia berusaha meyelesaikan proyek-proyek infrastruktur yang menunjang sistem logistik nasional.

“Terutama proyek infrastruktur yang mendukung transportasi inter moda. Kita akan mencoba misalnya moda angkutan kereta api untuk angkut logistik langsung ke tempat dimana kawasan industri berada. Sehingga biaya logistiknya makin murah,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka