Sejumlah karyawan BKKBN yang ikut turun dalam kegiatan bersepeda jarak jauh Jakarta-Bogor-Bandung sebagai upaya sosialisasi kepada remaja untuk pencegahan "stunting" di jakarta, Sabtu (11/12/2021). (FOTO ANTARA/HO-BKKBN)

Jakarta, Aktual.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menosialisasikan cegah anak terlahir dalam keadaan “stunting” (anak kerdil) kepada para remaja lewat acara bersepeda jarak jauh dengan rute DKI Jakarta-Bogor-Bandung.

“Gowes keliling Kota Bandung sembari melakukan kampanye cegah stunting bagi para pemuda dan remaja Bandung, dan juga pada tangal 19 Desember 2021 akan diselenggarakan Gowes di Kota Jakarta sembari melakukan peresmian klinik cegah stunting di RS Polri,” kata Deputi Bidang Advokasi Penggerakkan dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan acara yang diselenggarakan sejak tanggal 11-12 Desember 2021 itu, adalah bentuk kerja sama dengan Koesindo dan merupakan salah satu bagian dari cara untuk mengajak masyarakat Indonesia, khususnya para remaja dan calon pengantin untuk lebih peduli pada kesehatan ibu dan anak dalam pencegahan stunting.

Dalam acara tersebut, pihaknya menyosialisasikan berbagai edukasi seputar hal terkait stunting pada anak. Seperti pengertian stunting, dampak stunting pada anak dalam jangka pendek seperti terganggunya kecerdasan dan pertumbuhan fisik anak, maupun jangka panjang seperti menurunnya kemampuan kognitif anak hingga risiko penyakit metabolik.

“Stunting harus diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat terutama para pemuda dan remaja Indonesia. Untuk itu, mencegah stunting itu penting serta harus dapat dicegah sedini mungkin dimulai dari masa remaja, perencanaan pernikahan dan kehamilan”, katanya.

Ia mengatakan angka stunting di Indonesia saat ini masih mencapai 27,67 persen. Oleh sebab itu, berdasarkan amanat Presiden Joko Widodo, saat ini telah menargetkan angka prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Dengan target angka prevalensi yang ditetapkan itu, butuh setidaknya menurunkan hampir sebesar tiga persen setiap tahunnya guna mencapai angka yang ditetapkan. Atas tekad tersebut, Teguh berharap semua pihak dapat saling bekerja sama guna memberikan edukasi pada masyarakat, untuk mencegah semakin tingginya anak lahir dalam keadaan kerdil di Indonesia.

“Dalam melakukan pencegahan stunting tentu BKKBN tidak dapat melakukan sendiri, perlu dukungan dari berbagai lintas sektor. Tentunya bekerja sama dengan Koseindo melalui kegiatan Gowes Tour Jakarta-Bogor- Bandung, merupakan salah satu bagian dari cara efektif untuk mengajak masyarakat Indonesia peduli pada cegah stunting,” demikian Sukaryo Teguh Santoso.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Dede Eka Nurdiansyah