Jakarta, Aktual.com — Badan Koordinasi Penanaman Modal menargetkan realisasi investasi pada 2016 sebesar Rp594,8 triliun atau naik 14,5 persen dari target investasi 2015 sebesar Rp519,5 triliun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen.

Kepala BKPM Franky Sibarani, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (17/8), mengatakan pihaknya optimistis bisa mencapai target tersebut menyusul pencapaian realisasi investasi Semester I 2015 yang sudah mencapai 50 persen dari target.

“Dalam pidato pengantar nota keuangan Jumat (14/8), Presiden Jokowi menyebutkan investasi swasta menjadi salah satu sektor yang diandalkan dalam mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2016. Kami dari BKPM sudah menghitung target realisasi investasi untuk mendukung tercapainya 5,5 persen,” katanya.

Franky merinci target realisasi investasi tahun 2016 diharapkan berasal dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp386,4 triliun dan penanaman modal dalam negeri sebesar Rp208,4 triliun.

Sementara itu, dari sisi sektor, realisasi investasi sektor sekunder atau industri pengolahan ditargetkan sebesar Rp313,5 triliun atau 52,7 persen, sektor tersier termasuk infrastruktur sebesar Rp183,7 triliun atau 30,9 persen, serta sektor primer atau komoditas sebesar Rp97,6 triliun atau 16,4 persen.

“BKPM berkeinginan investasi dapat mendukung transformasi ekonomi dari konsumsi ke produksi. Realisasi investasi yang fokus ke arah industri pengolahan dan infrastruktur dapat mendukung terciptanya fundamental ekonomi berbasis produksi,” katanya.

Untuk mencapai target realisasi tersebut, BKPM tetap mempertahankan lima sektor yang menjadi fokus pemasaran investasi yaitu infrastruktur, industri, pertanian, maritim, serta pariwisata dan kawasan.

Sementara untuk negara fokus pemasaran investasi, lembaga itu akan menambah negara fokus baru yakni Amerika Serikat, Inggris, Australia, Uni Emirat Arab serta negara-negara Timur Tengah lainnya, melengkapi negara yang menjadi fokus sebelumnya yaitu Jepang, Tiongkok, Korsel, Singapura dan Taiwan.

“BKPM juga akan mengintensifkan pengawalan terhadap proyek investasi yang sedang masa konstruksi untuk memastikan proyek-proyek tersebut dapat memasuki tahap produksi komersial sesuai perencanaan, sehingga dapat memberi dampak lebih besar terhadap ekonomi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: