Helikopter Superpuma Sinar Mas Forestry melakukan pengeboman air (water boombing) di atas hutan yang terbakar di Desa Bokor, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Selasa (15/3). Dua Helikopter Sinar Mas Forestry berjenis Superpuma PK-DAN dan Eurocopter PK-DAM dikerahkan untuk membantu proses pemadaman kebakaran lahan dan hutan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/kye/16

Pekanbaru, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi lonjakan titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di wilayah pesisir Riau, tepatnya Kabupaten Kepulauan Meranti.

Berdasaran pencitraan Satelit Terra dan Aqua, pada Jumat (1/3), sebanyak 33 titik panas yang terdeteksi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Titik panas tercatat merupakan yang terbanyak terdeteksi di wilayah itu sepanjang 2019 ini.

“Titik-titik panas di Meranti sebagian besar menyebar di Kecamatan Tebing Tinggi, dan beberapa diantaranya di Tebing Tinggi Barat,” kata Kepala BMKG Pekanbaru Sukisno di Pekanbaru.

Lonjakan titik panas di Meranti tersebut terjadi disaat ratusan personel gabungan TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni dan masyarakat fokus melakukan pemadaman di wilayah tetangga, Kabupaten Bengkalis tepatnya di Pulau Rupat.

Lebih dari tiga pekan lamanya tim gabungan berupaya melakukan pemadaman Karhutla di wilayah Rupat, dan jumlah personel terus dipertebal dalam sepekan terakhir.

Bengkalis dan Meranti secara geografis berdekatan, dan sama-sama berada di pesisir Riau, berbatasan dengan Malaysia. Kedua wilayah itu, bersama dengan wilayah lainnya seperti Kota Dumai dan Kabupaten Rokan Hilir saat ini dilanda kemarau parah.

Artikel ini ditulis oleh: