Yang menyebabkan musim kemarau adalah berkurangnya uap air di udara sebagai bahan untuk pembentuk awan. Uap air bervariasi jumlahnya di udara karena faktor dinamika atmosfer.

Sebelumnya, hasil monitoring BMKG menunjukkan sejumlah daerah telah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) ekstrem atau lebih dari 60 hari sehingga harus mewaspadai terjadinya kekeringan.

BMKG mencatat HTH tertinggi di Sape Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu selama 112 hari, Wulandoni NTT selama 103 hari, Bali 102 hari, Kawah Ijen Jawa Timur 101 hari, Bangsri Jawa Tengah 92 hari dan di DI Yogyakarta tepatnya di Lendah dan Srandakan selama 82 hari.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid