Warga mengamati kondisi rumah yang tertimbun abu vulkanik guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa)

Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa saat ini penanganan akibat bencana awas panas guguran di Gunung Semeru memasuki masa transisi dari darurat ke pemulihan.

Demikian disampaikan Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kepada wartawan, Ahad (26/12).

“Perpanjangan masa tanggap darurat telah berakhir pada 24 Desember 2021 dan berlanjut pada fase transisi menuju pemulihan,” katanya. 

Menurutnya kalau saat ini salah satu prioritas pada fase ini yakni melakukan percepatan relokasi warga ke hunian sementara (huntara). Sementara itu berdasarkan dari data Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Erupsi Semeru per Sabtu (25/12) pukul 18.00 WIB, tercatat total rumah rusak mencapai 1.027 unit.

Rumah-rumah rusak tersebut tersebar di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dengan rincian rusak berat 505 unit. Sedangkan di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, rumah rusak berat ada sebanyak 85 unit dan rusak sedang 437 unit.

Sementara untuk total warga mengungsi pada Sabtu (25/12/2021), terdapat sebanyak 9.417 jiwa yang tersebar di 402 titik.

Dengan konsentrasi pengungsian terpusat terdapat di tiga kecamatan yaitu di Pasirian ada 15 titik pengungsian dengan 1.657 jiwa di dalamya, Candipuro 22 titik dengan 3.897 jiwa dan Pronojiwo tujuh titik dengan jumlah pengungsi 1.136 jiwa.

Sedangkan pengungsian di luar Kabupaten Lumajang di Kabupaten Malang ada sembilan titik dengan 341 jiwa, Probolinggo satu titik dengan 11 jiwa, Blitar satu titik pengungsian dengan tiga jiwa pengungsi dan Jember tiga titik dengan total pengungsi 13 jiwa.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid