Jakarta, Aktual.com — Menjenguk orang sakit sesama Muslim, apa pun jenisnya, warna kulitnya, atau negaranya, merupakan amal kemanusiaan yang oleh Islam dinilai sebagai ibadah dan pendekatan diri kepada Allah (qurbah). Namun, bolehkah Muslim menjenguk orang sakit yang berbeda agama?.
“Menjenguk orang kafir oleh sebagian Ulama hukumnya makruh. Hal ini dikarenakan, secara tidak langsung merupakan penghormatan kepada mereka. Namun, sebagian Ulama yang lain berpendapat bolehnya menjenguk orang kafir apabila ada harapan untuk masuk islam. Pendapat ini lebih dekat kepada apa yang dilakukan oleh Rasullah SAW,” kata Ustadzah Nur Hasanah, kepada Aktual.com, di Jakarta, Kamis (25/02).
Anas bin Malik meriwayatkan, “Bahwasanya ada seorang anak muda Yahudi yang pernah menjadi pembantu Rasulullah SAW. Dia sakit, lalu Rasulullah SAW datang menjenguknya. Kemudian Beliau bersabda, ‘Masuklah Islam!’ Maka dia pun masuk Islam.” (HR. Bukhari).
Sa’id bin Musayyib meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata, ‘Ketika Abu Thalib hendak dijemput kematian. Rasulullah SAW mendatanginya seraya bersabda, ‘Ucapkanlah ‘Laa ilaaha illa Allah’ sebuah kalimat yang bisa aku jadikan sebagai hujjah untukmu di sisi Allah kelak.’ (HR. Bukhari).
“Kesinpulan dari hal ini adalah Muslim, boleh saja menjenguk orang tersebut, akan tetapi hanya dengan niat untuk menjaga tenggang rasa antar umat beragama atau lingkungan hidup. Karena saat ini kan kita hidup di Indonesia, akan tetapi ingat berniat untuk menjaga tenggang rasa antar umat beragama atau lingkungan hidup,” ujar ia menambahkan.
“Saat Allah SWT menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tertentu yang menjadi penyebab itu semua. Tidak mungkin Allah SWT melakukan sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah dibalik semua itu. Allah SWT pasti menyimpan hikmah dibalik setiap sakit yang kita alami. Karenanya, tidak layak bagi kita untuk banyak mengeluh, menggerutu, apalagi su’udzhan kepada Allah SWT. Lebih parah lagi, kita sampai mengutuk takdir. Na’udzu billah,” katanya lagi.
Rasulullah SAW pernah menemui Ummu As-Saa’ib, beliau bertanya, ”Kenapa engkau menggigil seperti ini wahai Ummu As-Saa’ib?” Wanita itu menjawab, “Karena demam wahai Rasulullah, sungguh tidak ada barakahnya sama sekali.” Rasulullah SAW bersabda, ”Jangan engkau mengecam penyakit demam. Karena penyakit itu bisa menghapuskan dosa-dosa manusia seperti proses pembakaran menghilangkan noda pada besi.” (HR. Muslim). Bersambung….
Artikel ini ditulis oleh: