Surabaya, Aktual.com —  Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Rakyat, Kalimas, Tanjung Perak Surabaya, sudah seminggu tak beroprasi. Pasalnya, para pengusaha telah menghentikan kegiatan bongkar muat akibat gudang-gudang penyimpanan barang mendadak dibongkar paksa oleh pihak Pelindo III.

Tak ayal, banyak barang-barang dalam gudang yang tertimbun puing-puing gudang. Sementara para perusahaan bongkar muat dan buruh pelabuhan yang terdiri dari 16 karyawan perusahaan bongkar muat, tidak bisa bekerja lagi dan terlihat hanya duduk-duduk di sekitaran pelabuhan.

Akibatnya, aktivitas di sepanjag pelabuhan rakyat nyaris tidak berfungsi, kecuali pekerja dari Pelindo III yang terus menghancurkan gudang-gudang.

“Katanya ada revitalisasi. Kita tidak menolak. Tapi kan jangan langsung dibongkar begini,” kata salah satu koordinator DPW Perusahaan Bongkar Muat Surabaya, Ismail, Sabtu (28/5).

Ismail menjelaskan, sebenarnya Pelindo III sudah melakukan sosialiasi dan disepakati bahwa pembongkaran gudang akan dilakukan dua minggu setelah pertemuan dengan otoritas pelabuhan dan pengusaha bongkar muat yang telah menyewa. Para pengusaha pun menyangupi hal tersebut karena masih ada waktu untuk mencari tempat.

“Tapi belum dua minggu dan masih berjalan dua hari kok tiba-tiba sudah dibongkar. Barang-barang kita juga masih ada di dalam kerobohoan atap-atap yang dibongkar,” kata Ismail.

Dengan demikian, lanjut Ismail, barang di dalam dipastikan rusak dan membuat pengusaha juga merugi. Bahkan, pengusaha kesulitan lagi mencari tempat untuk menyimpan barang setelah melakukan bongkar muat.

“Makanya saya berharap kepada Pelindo III untuk tidak mematikan usaha kami. Selama ini kebijakan pelindo banyak yang semrawut. Tapi kami diam. Lha kok sekarang kami malah ditindas,” lanjutnya.

Diketahui, di Pelabuhan Rakyat, Kalimas, terdapat 16 perusahaan bongkar muat dan 20 perusahaan pelayaran yang setiap harinya beroperasi untuk menyalurkan logistik ke pulau-pulau terpencil di Indonesia dengan menggunakan kapal ukuran 5000 GT kebawah.

ihak kepolisian juga dikerahkan ke lokasi untuk berjaga-jaga jika para buruh pelabuhan mengamuk.

Sementara, ‎dengan tidak beroperasinya bongkar muat, pengiriman logistik ke pulau-pulau terpencil terancam tertunda.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan