Jakarta, Aktual.com — Terkait dibebaskannya 10 warga Indonesia yang menjadi korban penyandraan oleh Kelompok Abu Shayaff di Kepulauan Sulu, bagian Selatan Filipina, terjadi saling klaim di kalangan petinggi politik. Menteri Luar Negeri Retno Hapsari mengakui ini sebagai wujud keberhasilan diplomasi internasional. Sementara itu, sebagian kalangan mengakui ini sebagai keberhasilan kerja Badan Intelijen Negara (BIN) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Ini murni keberhasilan kerja intelijen kita dan TNI terutama. Saya amati betul bagaimana proses kerja intelijen kita dengan dukungan penuh dari TNI kita dalam mengupayakan pembebasan para sandra. Ini bukan karena diplomasinya Menteri Luar Negeri. Mereka justru mengambil keuntungan politik dari keberhasilan intelijen dan TNI,” ujar pengamat politik Boni Hargens ketika dihubungi di Jakarta (3/5/2016).

Mantan Jubir Relawan Jokowi ini lebih lanjut mengatakan bahwa warga kita disandera oleh Kelompok Alhabsy Misaya pimpinan Uddon Hassim. Kelompok ini cabang dari grup Abu Sayyaf yang merupakan kelompok radikal yang utama di Selatan Filipina. Abu Sayyaf dibentuk tahun 1989 oleh Abdurajak Janjalani.

“Tidak mungkin menghadapi kelompok seperti ini hanya dengan mengandalkan diplomasi yang berbasis teks buku. Operasi seperti ini selalu merupakan keunggulan intelijen karena berkomunikasi dengan para teroris itu tidak mudah. Diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang mereka, termasuk bagaimana cara efektif berkomunikasi dengan mereka. Dulu, Mutia Hafitz dari MetroTV disandra di Timur-Tengah, saya tahu betul peran Pak Saud Ahmad, intelijen kita yang bertugas di Timur Tengah pada saat itu. Dialah yang berkomunikasi dengan kelompok teroris di sana dan membebaskan Mutia. Ini hanya contoh supaya politisi seperti Bu Retno jangan menjadi pahlawan kesiangan dengan mengakui pembebasan sandra ini sebagai keberhasilan diplomasi. Ini murni kerja intelijen dan TNI. Negara harusnya memberikan apresiasi dan penghargaan kepada badan intelijen negara dan TNI yang telah berjasa mengupayakan pembebasan para sandra ini”, pungkas Boni Hargens.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs