Sejumlah penumpang menuruni kapal Pelni Gunung Dempo ketika berlabuh di Gapura Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (29/6). Berdasarkan data Pelindo III sejak H-15 Hingga H-7 Lebaran, jumlah pemudik yang tiba di pelabuhan tersebut sedikitnya mencapai 38.000 penumpang. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/ama/16

Jakarta, AKtual.com – Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, Elvyn G. Masassya, dinilai berupaya melakukan manipulasi terkait data dwellijg time. Ketua Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT), Nova Sofyan Hakim menyoroti ucapan Elvyn di media massa yang menurutnya tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

“Pelindo II bilang dwelling time sudah 2,7 hari ternyata faktanya masih 3,9 hari. Kemudian akan ada perbaikan dwelling time lagi, tapi sejak 2016, sampai sekarang belum ada,” ujar Nova di Jakarta, (23/3)

Ia pun menyesalkan data dwelling time 2,7 hari yang dikatakan Elvyn sebagai hal yang fatal mengingat angka tersebut hanya merupakan dwelling time peti kemas ekspor yang belum disertai data impor.

“Peti kemas ekspor kan hampir tidak pernah bermasalah. Dwelling time ekspor rendah karena pelabuhan ada waktu tenggat peti kemas masuk terminal atau closing time,” tuturnya.

Elvyn, disebutnya harus memahami betul sistem dan cara kerja yang ada di pelabuhan. Dwelling time , lanjutnya, tidak mungkin dapat optimal jika Elvyn belum mengetahui perbedaan antara pelabuhan dengan keuangan.

“Setahun terakhir tidak ada progres pembenahan, buktinya dwelling time masih tinggi. Dirut Pelindo II harus melakukan tindakan yang berbeda, pelabuhan tidak dapat disamakan dengan sektor keuangan tempat dia (Elvyn) sebelumnya” kata Nova.

Berdasar kajian Bank Dunia, lanjut Nova, fase post clearance atau proses di pelabuhan, dihitung saat kapal ditarik ke dermaga hingga peti kemas keluar dari pelabuhan. Fase ini menjadi kunci dalam proses dwelling time secara keseluruhan yang justru tidak dihitung oleh Pelindo II.

“Ambil contoh di JICT, bulan Oktober sampai November 2016, rata-rata waktu penarikan kapal sampai pelabuhan mencapai 4,6 jam. Ini tidak pernah diperhitungkan sebelumnya padahal ada ranah Pelindo II disana,” kata Nova.

Nova menyayangkan waktu penarikan kapal yang terhitung masih sangat lama dan menyumbang waktu tunggu cukup tinggi. Ia pun menyebut bahwa Pelindo II tidak dapat memaksimalkan perangkat-perangkat modern yang ada di JICT.

“Data faktual belum 2,7 hari. JICT yang sudah tersistem dan modern saja masih diatas 3,5 hari. Lalu bagaimana pelabuhan lainnya? Apakah alat-alatnya handal seperti JICT ini, tidak menjadi perhatian Pelindo II,” tutupnya.

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Andy Abdul Hamid