Ilustrasi Vaksin Covid-19 yang sudah terverifikasi Halal oleh MUI

Jakarta, Aktual.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang pertama, yakni IndoVac.

IndoVac adalah vaksin yang akan diproduksi oleh Bio Farma, BUMN bidang farmasi, bekerja sama dengan Baylor College of Medicine di Houston, Texas.

“Saya sudah cek ke BPOM dan benar. BPOM terbitkan EUA [emergency use authorization atau otorisasi penggunaan darurat],” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi kepada BenarNews.

Komentar Siti menyusul pernyataan Kepala BPOM Penny Lukito di kompleks DPR yang mengatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya telah menyetujui penggunaan IndoVac untuk orang dewasa 18 tahun ke atas.

Menurut Penny, vaksin ini akan diproduksi di Indonesia dan akan menggunakan komponen lokal atau tingkat kandungan komponen dalam negeri hingga 80 persen. IndoVac juga akan dijadikan salah satu vaksin booster atau penguat.

“IndoVac sudah dapat (UEA) untuk vaksin primer dewasa. Dan sekarang dilanjutkan dengan uji klinik vaksin boosternya. Jadi sudah dapat EUA yang pertama,” kata Penny di Kompleks Gedung DPR, dikutip dari CNN Indonesia.

Penny mengatakan produsen vaksin IndoVac juga telah mengajukan sertifikasi kehalalan ke Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).

Dalam sebuah siaran pers, Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan pihaknya telah melakukan uji klinis fase 1, 2 dan 3 untuk penggunaan vaksin pada usia 18 tahun ke atas.

Menurut Honesti, Bio Farma berkomunikasi intensif dengan BPOM sejak Juli untuk memenuhi data-data pendukung untuk mendapatkan UEA.

“Tahap berikutnya setelah memperoleh izin adalah memproduksi vaksin IndoVac. Untuk tahap awal, Bio Farma memproduksi maksimal 20 juta dosis. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun 2023 dengan penambahan fasilitas produksi,” ujar dia.

“Selanjutnya kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024 tergantung pada kebutuhan dan permintaan,” lanjut Honesti.

Bio Farma melaksanakan uji klinis vaksin booster di RSUP Dr. Hasan Sadikin dan Rumah Sakit Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali.

Indonesia sejauh ini mempunyai dua calon vaksin COVID-19 lokal, yaitu Inavac dengan platform inactivated virus dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.

Sementara IndoVac dengan teknologi subunit protein dikembangkan oleh PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine.

Produksi vaksin tetap penting

Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menekankan pentingnya Indonesia untuk mengakselerasi vaksinasi COVID-19 lengkap, yaitu dua kali suntikan dan satu kali booster.

Indonesia menurut dia memang sedang menuju fase endemi penyakit ini, namun salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah paling tidak 97 persen penduduk yang paling berisiko terhadap COVID-19 telah mendapat vaksinasi lengkap.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan saat ini dari target vaksinasi lengkap pada 234,6 juta orang, baru memberikan vaksin booster pada 63,3 juta orang atau sekitar 27 persen.

“Kebutuhan vaksin yang akan datang adalah untuk booster. Saya tidak tahu apakah vaksin tersebut (yang diproduksi oleh Bio Farma) akan dibeli oleh pemerintah untuk menuntaskan booster, karena kemajuan cakupan vaksinasi booster sangat lamban,” ujar Pandu pada BenarNews.

“Bio Farma tidak berani produksi vaksin jika tidak ada jaminan dibeli oleh pemerintah. Sementara Indonesia banyak terima donasi vaksin yang dipakai untuk booster,” paparnya.

Epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman, mengatakan produksi vaksin COVID-19 tetap penting dan strategis meskipun saat ini varian Omicron tidak mempunyai tingkat keparahan yang tinggi.

“Vaksinasi ini akan mencegah beban pada fasiltias kesehatan. Meski tidak 99 persen mencegah infeksi tapi setidaknya ada potensi mencegahnya. Itu tetap bermanfaat, meskipun infeksi COVID-19 kini tidak parah,” ujar dia kepada BenarNews.

Vaksinasi primer atau dua dosis kata dia harus diberikan pada minimal 95 persen populasi untuk menciptakan kekebalan komunitas, kata Dicky.

“Karena pendudukan kita besar maka vaksin dalam negeri yang ketersediaannya, aksesnya bisa kita kelola sendiri akan sangat membantu menciptakan kekebalan komunitas,” ujar dia.

Pembatasan sosial masih berlaku

Indonesia hingga kini belum mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) meski kasus penularan COVID-19 terus menurun.

Saat ini berlaku kebijakan PPKM level 1, yang artinya fasilitas publik diperbolehkan buka dengan kapasitas 100 persen namun dibatasi hingga pukul 22.00 WIB kecuali apotek.

Masyarakat juga tetap diwajibkan menggunakan aplikasi PeduliLindungi namun diperbolehkan tidak menggunakan masker pada tempat terbuka dalam kondisi tidak padat.

Pada Rabu, Kementerian Kesehatan mencatat kasus positif bertambah 1.915 orang dengan korban meninggal dunia sebanyak 19 orang.

Total warga Indonesia yang terkonfirmasi terinfeksi kasus ini sejak wabah melanda sebanyak 6.427.764 orang dengan total korban meninggal sebanyak 158.076 orang.

Indonesia memasang target untuk memberikan vaksinasi pada 234,6 juta orang dari sekitar 270 juta jiwa penduduknya.

Hingga Rabu, vaksinasi dosis pertama telah menjangkau 204 juta orang, dosis kedua 171 juta orang, dosis ketiga 63 juta orang dan dosis keempat telah diberikan pada 604 ribu orang.

BenarNews.org