Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju impor di Desember 2016 ternyata menuai rekor tertinggi selama 13 bulan ini. Terutama untuk impor jenis nonmigas.

“Jadi di Desember 2016 itu, ternyata nilai impor tertinggi mencapai US$11.092,9 juta dan terendah di Juli 2016 dengan nilai US$7.510,8 juta,” ungkap Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, di Jakarta, Senin (16/1).

Angka impor nonmigas Desember dibanding bulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 1,35 persen dan dibanding Desember 2015 naik 7,91 persen.

Sementara Desember 2015 lalu mencatat nilai impor minyak dan gas (migas) terbesar sebanyak US$1.798 juta dan yang terendah di Februari 2016 laku sebesar US$1.122,9 juta.

“Impor migas di Desember 2016 sendiri sebesar US$1,69 miliar atau turun 2,13 persen jika dibanding bulan sebelumnya. Dan turun 6,15 persen dibanding bulan Desember 2015,” ujar dia.

Kenaikan impor non migas itu, lanjuta Kecuk, ditopang oleh melonjaknya golongan perhiasan dan permata sebanyak US$101, juta atau 48,96 persen. Sedang penurunan terbesar adalah golongan mesin dan perlatan listrik sebesar 7,07 persen menjadi US$112 juta.

Namun sayangnya, kata dia, peningkatan impor ini tak disertai peningkatan nilai impor bahan baku/penolong dan barang modal. Justru selama Januari-Desember 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 5,73 persen dan 9,64 persen.

“Malah impor golongan barang konsumsi meningkat 13,54 persen. Ini tentu disayangkan,” ujar dia.
Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: