Jakarta, Aktual.co — Bulan Sabit Merah Libya, menyerukan gencatan senjata di kota Benghazi untuk mengizinkan pengungsian keluarga, yang terperangkap akibat bakutembak di jalan antara milisi Islam dan pasukan pemerintah.
Bank, kantor pemerintah, pusat perbelanjaan serta beberapa rumah sakit tutup di kota terbesar kedua Libya itu pada hari kedua bentrokan senjata. Pesawat tempur membom pangkalan milisi.
“Jumlah korban tewas dari dua hari pertempuran meningkat menjadi setidaknya 17 orang setelah empat mayat dibawa ke rumah sakit,” kata para dokter, seperti yang dikutip dari Reuters, Jumat (17/10). 
Kota pelabuhan, tempat beberapa perusahaan minyak itu dilanda pergolakan untuk menguasainya antara satu aliansi kelompok milisi Islam dan tentara, saat konflik di negara produser minyak itu tiga tahun setelah penggulingan Muamar Gaddafi.
Pasukan yang setia pada mantan jenderal Khalifa Haftar dan bersekutu dengan militer melancarkan serangan Rabu untuk merebut kembali kota itu setelah kelompok Ansar al-Sharia dan milisi Islam lainnya menguasai sejumlah kamp militer dan sedang berada dekat bandara.
Penduduk bergabung dengan pasukan Haftar berusaha membongkar pos-pos pemeriksaan yang didirikan milisi Islam. Suara tembakan terdengar dari beberapa daerah, memaksa penduduk tetap tinggal di rumah.
“Kami mendesak semua pihak melakukan gencatan senjata, kendatipun satu jam untuk mengizinkan pengungsian keluarga-keluarga dari rumah-rumah mereka,” kata Bulan Sabit Merah (Palang Merah) cabang Benghazi dalam satu pernyataan.
“Kami telah menerima puluhan pesan dari para warga, meminta pengungsian para keluarga,” katanya dalam laman Facebooknya.
Pasukan Haftar dan tentara mengatakan mereka menguasai sepenuhnya kamp milter 17 Februari, yang sebelumnya dikuasai milisi Islam. Gambar-gambar di Facebook menunjukkan tentara berada di satu halaman kamp itu.