Jakarta, Aktual.com —  Bulog Sulawesi Tengah melibatkan anggota TNI yang ada di setiap kabupaten dan kota khusus untuk mengawal kegiatan pengadaan beras di lapangan.

“Langkah itu merupakan kebijakan Perum Bulog guna keamanan dan kelancaran kegiatan pengadaan,” kata Kepala Bulog Sulteng, Mar’uf di Palu, Jumat (21/8).

Menurut dia, kebijakan tersebut berlaku secara nasional di semua daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pengadaan beras yang dilakukan Bulog saat ini lebih diprioritaskan turun langsung ke petani melalui satgas dan UPGB (Unit Penggilingan Gabah dan Beras) di masing-masing daerah.

Kalau dahulu, kata dia, yang lebih banyak berperan dalam kegiatan pengadaan gabah/beras di daerah, termasuk di Sulteng adalah pihak swasta (mitra) Bulog.

Tetapi sekarang ini, justru Bulog yang harus lebih proaktif membeli langsung produksi petani dalam bentuk gabah maupun beras.

Hanya saja di Sulteng, katanya, petani lebih memilih menjual hasil panen mereka setelah diolah menjadi beras.

Mar’uf juga mengatakan selain mengawal kegiatan pengadaan, TNI juga membantu Bulog turun mensosialisasikan kepada para petani.

Dengan demikian, kata dia, petani akan semakin yakin dan mengetahui peranan penting Bulog dalam hal penyedia dan penyalur beras nasional.

Selama ini, banyak petani yang belum memahani keberadaan Bulog di daerah-daerah sehingga petani enggan menjual hasil panen langsung kepada Bulog.

Mereka lebih suka menjual kepada para pengumpul dengan harga yang sering kali dipermainkan. “Tapi kalau Bulog membeli gabah atau beras sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah,” katanya.

Realisasi pengadaan beras di Sulteng hingga medio Agustus 2015 sudah mencapai 58 persen dari target yang ditetapkan Bulog sebanyak 40.000 ton pada musim panen 2015 ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka