Pebulutangkis putri anggota tim Uber Indonesia Maria Febe Kusumastuti mencium bendera merah putih saat pelepasan Tim Thomas dan Uber 2016 di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Senin (9/5). Tim bulutangkis beregu putra dan putri Indonesia akan bertanding memperebutkan Piala Thomas dan Uber yang berlangsung di Kunshan, Tiongkok pada tanggal 15-22 Mei 2016. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Indonesia akhirnya bernapas lega sekaligus bangga setelah bendera Merah Putih berkibar lebih tinggi dari negara lain seiring kesuksesan atlet Bulu Tangkis Indonesia Tantowi Ahmad-Liliyana Natsir yang meraih medali emas di Olimpiade Brasil Rio De Jainero 2016, Rabu malam (17/8).

Tak terkecuali, Komisi X DPR RI yang membidangi olahraga pun ikut merasakan keharuan tersebut bertepatan dengan HUT RI yang ke-71.

“Tantowi dan Liliyana telah mempersembahkan kado terindah kepada rakyat Indonesia yang sedang merayakan hari kemerdekaannya yang ke 71 tahun,” ujar Ketua Komisi X DPR-RI, Teuku Riefky Harsya di Jakarta, Kamis (18/8).

Teuku Riefy mengatakan, Komisi X DPR mengucapkan syukur, selamat serta terima kasih kepada Tantowi dan Liliyana yang telah berhasil melanjutkan kembali torehan tinta emas bagi olah raga Indonesia sekaligus mengharumkan nama bangsa di mata dunia.

Medali emas tersebut, sambungnya, juga telah melengkapi pencapaian dua medali perak yang terlebih dahulu diraih atlit cabang olahraga Angkat Besi atas nama Eko Yuliato yang turun di kelas 62 kg dan Sri Wahyuni di kelas 48 kg.

“Khusus kepada Eko Yulianto dan Sri Wahyuni yang beberapa hari sebelumnya telah sukses merebut 2 medali perak, salute atas perjuangannya menjaga tradisi medali angkat besi kita di Olimpiade,” kata Riefky.

Politisi Fraksi Partai Demokrat ini juga menyebutkan bahwa kekompakan dan profesionalitas para pengurus serta Pelatih PBSI dan PABBSI terbukti menjadi kunci keberhasilan prestasi tersebut.

“Hal ini patut dicontoh oleh para Pengurus cabang olahraga lainnya terutama yang sering mempertontonkan konflik pengurus maupun permasalahan akuntabilitas yang akhirnya menjadi penyebab terhambatnya kualitas dan kontinuitas pembinaan Atlet,” pungkasnya.

Teuku Riefky pun menegaskan agar Kemenpora, KOI, Satlak Prima dan KONI untuk segera mempersiapkan atlet nasional untuk menghadapi SEA GAMES Singapura 2017 dan ASIAN GAMES 2018 di Jakarta dan Palembang, demi tercapainya sukses prestasi atlet Indonesia pada multi event Internasional.

(Nailin)

Artikel ini ditulis oleh: