Surabaya, Aktual.com – Ternyata tidak dibutuhkan waktu lama untuk merekrut seseorang masuk organisasi seperti Gafatar yang dianggap sesat di Indonesia.

Hal itu diakui mantan koordinator penggalang dana sekaligus koordinator perekrut anggota Negara Islam Indonesia (NII) wilayah Jawa Timur, Ahmad Syamrani.

Saat berbicara di diskusi membahas kelanjutan penanganan Gafatar bersama psikolog dan kepolisian itu, Syamrani menuturkan keberadaan organisasi Gafatar tidak berbeda jauh dengan NII, yang ingin mendirikan negara sendiri.

Dibeberkan dia, dibutuhkan teknik untuk merekrut sesorang agar bisa masuk ke dalam kelompoknya. Waktu yang dibutuhkan untuk merekrut seseorang paling cepat pun hanya dua sampai tiga jam saja.

“Tidak lama. Ya memang ada yang berhari-hari dan tidak sampai berbulan-bulan. Tapi bisa begitu cepat. Hanya dua sampai tiga jam. Itu yang paling banyak. Jadi sangat cepat sekali. Teknik yang dilakukan Gafatar juga tidak jauh beda dengan perekrutan anggota NII,” ujar dia, di kantor Pusat Studi Hak Azasi Manusia (Pusham) Jatim, Senin (1/2).

Syamrani membeberkan doktrin yang diberikan kepada seseorang adalah berupa janji-janji kesejahteraan.

“Misalkan, pemerintah menjanjikan kesejahteraan. Tetapi pemerintah belum merealisasikan, bahkan tidak merealisasikan. Pada kesempatan itulah kesempatan untuk waktu yang melakukan doktrin. Pemerintah belum masuk, kita sudah masuk duluan,” lanjut dia.

Sama halnya dengan ormas-ormas yang mengatasnamakan agama, kata dia, yang dijanjikan bukan kesejahteraan dunia saja. Tapi lewat kegiatan-kegiatan pengajian untuk doktrin menjanjikan jalan surga.

Sedangkan untuk menyuplai dana agar anggota baru tidak merasa miskin dan merasakan kesejahteraan dunia, organisasi menerjukan tim untuk mencari dana di supermarket-supermarket yang ada.

Diakuinya, dulu dirinya adalah koordinator pencari dana. “Saya menerjunkan orang-orang di depan supermarket yang membawa amplop dengan alasan membantu yayasan. Itu memang ilegal, tapi tujuannya untuk memasok dana organisasi. Dulu di Jawa Timur, dalam waktu tidak sampai setahun bisa sampai 3 miliar rupiah.” kata dia.

Sementara itu, psikolog dari Lembaga Bantuan Psikologi Jatim, Risa Wahyuni, mengatakan tidak dipungkiri orang-orang yang direkrut adalah kalangan intelektual seperti Dr Rica dari Gafatar dan sebagainya.

Sebab sebagian orang intelektual adalah orang-orang yang punya idealis tinggi. Sehingga ketika prinsip idealisnya tidak tercapai, maka orang tersebut mengalami titik jenuh dan berujung frustasi.

“Jadi orang-orang idealis menjadi menjadi frustasi karena kondisi yang dialami tidak sesuai dengan kenyataan yang diharapkan. Pada titik frustasi itulah maka mudah untuk menerima pemahaman baru yang banyak janji-janji untuk pemenuhan keinginannya,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan