Jakarta, Aktual.co — Pakar kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr Ari Syam mengatakan, calon menteri hendaknya mengikuti tes kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sebenarnya.
“Memang akan ada dana yang dikeluarkan untuk proses pemeriksaan kesehatan ini, tapi dana itu tidak seberapa jika harus merawat seorang menteri yang sakit, bahkan jika harus dirujuk keluar negeri,” kata Ari di Jakarta, Jumat (24/10).
Jika hal itu tidak memungkinkan, calon menteri diminta untuk menyertakan hasil “check up” kesehatan yang terbaru dari rumah sakit yang ditunjuk.
“Tentu kita tidak ingin mengulangi langkah sebelumnya, yang mana beberapa menteri jatuh sakit karena tidak siap secara fisik dan mental saat menjadi menteri pada masa2 kabinet lalu.”
Beberapa alasan mengapa suatu pemeriksaan kesehatan tersebut menjadi penting, adalah banyak penyakit yang awalnya hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lain, baik pemeriksaan rontgen maupun pemeriksaan USG.
Kadar gula darah yang tinggi, kadar kolesterol yang tinggi serta kadar asam urat tinggi pada awalnya hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Tekanan darah yang tinggipun diketahui hanya dengan pemeriksaan tekanan darah.
Gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Jantung yang bengkak dan kelainan paru dapat diketahui dengan pemeriksaan foto thoraks.
Melalui pemeriksaan USG abdomen dapat diketahui adanya kelainan pada liver, kandung empedu, pankreas, limpa serta kedua ginjal dan organ-organ abdomen lainnya.
“Terjadinya serangan jantung atau stroke merupakan kelainan yang paling sering dialami oleh para eksekutif, termasuk para menteri maupun pejabat eselon satu,” kata dia.
Penyakit yang mematikan itu sebenarnya, jelas dia, tidak terjadi dengan sendirinya. Kejadian serangan jantung dan stroke berhubungan dengan berbagai faktor risiko yang terjadinya tidak dengan sendirinya.
Faktor risiko tersebut antara lain kadar gula darah yang tinggi (DM), kadar kolesterol tinggi (Dislipidemia), obesitas serta faktor stress. Faktor risiko lain dan juga merupakan hal penting adalah merokok.
“Sedangkan untuk calon menteri wanita selain pemeriksaan kesehatan rutin, khusus untuk wanita perlu pemeriksaan untuk skrining kanker wanita seperti kanker payudara dan kanker mulut rahim,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: