Medan, Aktual.com — Calon Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk memastikan dirinya bersama pasangan dan tim pemenangan tidak akan bermain dengan isu SARA pada pilkada Sibolga.

Demikian dikatakan Syarfi kepada wartawan saat ditanya merebaknya potensi SARA di pilkada Sibolga, di Medan, Jumat (30/10).

“Seorang pemimpin jangan menjual isu agama dan SARA, karena ini rentan akan perpecahan,” ujar Syarfi.

Menurut Syarfi bermain di isu sara akan memberi dampak buruk berkepanjangan ditengah-tengah masyarakat.

“Kalau dimainkan isu SARA, Itu mendamaikannya tidak cukup 5 tahun. Kalaupun sudah damai, untuk membangunnya kembali tidak cukup 10 tahun. Kan terlalu mahal harganya. Oleh karena itu, siapapun yang mau maju, tolong jual programnya agar ada yang ditagih,” tukasnya.

Disinggung adanya kelompok tertentu yang menuding dirinya melibatkan sentimen SARA saat pembagian buku nyanyian ibadah bagi umat Nasrani di Sibolga, Syarfi menjelaskan bahwa isu itu sengaja dilempar orang yang menginginkan Pilkada di Sibolga berjalan tak harmonis.

“Ada maling teriak maling. Saya kan muslim, tapi saya memberikan buku ende (buku nyanyian ibadah). Kalau ke saya bermain isu SARA, berarti saya tak mau membagikan itu, jilbab saja saya bagikan,” katanya.

Terkait adanya stiker pasangannya dalam buku nyanyian, Syarfi juga membantah kalau itu adalah unsur sengaja.

“Dan setiap buku ende yang saya bagikan, tidak ada stiker dan gambar saya. Tapi kalau sudah sampai ke masyarakat dan ke simpatisan, karena simpatiknya, ditempelkannya stiker, itu hak dia dong. Quran saya bagi, jilbab saya bagi, buku ende saya bagi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: