Jakarta, Aktual.com – Ketua Tim Hukum dan Advokasi Paslon nomor 1 Agus-Sylvi, Didi Irawadi menilai tuduhan anggota Tim Hukum dari terdakwa kasus Penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bahwa fatwa MUI tentang penistaan agama (Al Qur’an) karena adanya “Telepon” dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, sangat lah keliru dan tidak berdasar sama sekali.
“Sepengetahuan kami, fatwa penistaan agama itu keluar setelah MUI bersidang dan musyawarah antara Ulama MUI pada 11 Oktober 2016, yang mengeluarkan Fatwa dalam bentuk pendapat dan sikap keagamaan menyikapi pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terhadap Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 51,” ujar Didi di Jakarta, Rabu (1/2).
Politikus Partai Demokrat ini memegaskan, bahwa tidak ada sama sekali bila SBY meminta Ketua MUI untuk mengeluarkan fatwa penistaan agama yang ditujukan kepada Ahok.
“Jelas ini adalah fitnah yang coba-coba dibangun tim Ahok dengan maksud mengalihkan dugaan kasus penistaan agama yang sedang dihadapi. Lebih terhormat, fokus saja pada masalah yang mendera saudara Ahok,” tegas Didi.
Ia mengingatkan, agar Tim hukum Ahok lebih elok dan fokus pada masalah hukum yang dihadapi calon petahana itu. Dengan mampu membuktikan bahwa penistaan Al Qur’an itu tidak benar adanya.
“Agar masyarakat yang merasa sudah terzolimi oleh sikap dan pernyataan Ahok bisa diyakinkan kembali, sehingga tidak merasa terus terzolimi,” katanya.
Didi pun melanjutkan, pihaknya mempertanyakan dasar tuduhan tim Ahok menuduh Presiden ke-6 RI itu.
“Karenanya silakan tunjukkan fakta dan bukti konkret yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum sehubungan tudingan tersebut,”
“Jika hal tersebut hanya fitnah, maka tentu ada konsekuensi hukumnya,” cetus Didi.
Tim Agus-Sylvi juga menyayangkan ucapan-ucapan kasar Ahok secara pribadi dengan mengancam dan menekan Ma’ruf Amin di persidangan, yang hanya didasari tuduhan sepihak yang subyektif. Jelas, menurutnya, sikap itu adalah sikap yang arogan, kasar dan kurang patut terhadap orang tua dan tokoh ulama yang menjadi panutan bagi NU dan Umat Islam.
“Kami sampaikan kepada saudara Ahok Jangan karena berada dalam kekuasaan lalu bisa seenaknya main tuduh dan fitnah sekenanya terhadap pihak lain,” pungkasnya.
Laporan: Nailin In Saroh
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid