Jakarta, Aktual.com — Jika membicarakan soal waktu memang tidak akan ada habisnya apalagi di dalam Islam telah banyak yang menjelaskan tentang waktu, manusia hidup di dunia sebenarnya berada dalam masa penantian.

Penantian suatu waktu ketika dia akan memenuhi panggilan Sang Penciptanya dalam keadaan siap atau pun tidak siap, suatu waktu ketika segala yang dimiliki serta dikumpulkan di dunia tidak dapat dibawa, kecuali amal soleh yang menyertainya.

Alangkah meruginya jika manusia hidup tidak memanfaatkan waktunya se-efektif mungkin. Waktu yang dijalani tidak dijadikan ‘lahan’ untuk bekal kepulangannya kelak di akhirat, waktu yang dimilikinya tidak dialokasikan sebagai aset untuk dapat ia nikmati kelak saat purnabakti di Surga-Nya.

Apakah ada contoh dari Rasulullah SAW dalam memanfaatkan waktu?.

Ustad Hasanudin mengatakan, bersumber beberapa kitab, Rasulullah SAW membagi waktunya menjadi tiga bagian yaitu,

1. Waktu untuk Allah SWT

“Yaitu, waktu yang Beliau pergunakan untuk beribadah secara pribadi kepada Allah SWT. Saat Beliau ‘bermesraan’ dengan Sang Khalik, seperti melaksanakan salat wajib dan salat sunah, tadarus Alquran, bermuhasabah, dan ibadah lainnya,” tutur Ustad Hasanudin, kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (13/08).

2. Waktu untuk diri

“Kehidupan Rasulullah SAW tidak jauh berbeda dengan apa yang biasa dilakukan oleh orang lain. Beliau pun tidak menggunakan waktunya hanya untuk kegiatan ibadah pribadi saja. Ada waktu-waktu yang Beliau pergunakan untuk istirahat, menjahit baju dan memperbaiki sendalnya. Termasuk mempersiapkan diri berjihad dengan cara menjaga stamina kesehtannya.”

3. Waktu untuk orang lain

“Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial bukan individu Rasulullah SAW mencontohkan dalam kehidupannya, yaitu Beliau mengalokasikan waktu untuk melayani kebutuhan masyarakat, mengajarkan ilmu atau berdakwah, dan mengurusi rumah tangganya,” jelasnya.

“Pembagian waktu yang dicontohkan Rasulullah tadi, tentu saja bukan berarti memilah-milah kegiatan. Namun pembagian tersebut adalah untuk memudahkan dan mengingatkan kita bahwa waktu yang dimiliki harus digunakan sebaik mungkin.”

Hakikatnya semua aktivitas Beliau adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT.

Allah SWT telah berfirman di dalam Alquran,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr : 18). Bersambung…..

Artikel ini ditulis oleh: