hendri saparini
hendri saparini

Jakarta, Aktual.com  – Lembaga riset Center of Reformon Economics (CORE) Indonesia menilai reindustrialisasi merupakan bagian dari reformasi ekonomi nasional yang perlu segera dilakukan.

“Tidak ada cara lain bagi kita untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara manufaktur, jadi reindustrialisasi harus dilakukan,” kata Direktur Eksekutif CORE Hendri Saparini dalam acara CORE Economic Outlook 2017 di Jakarta, Rabu (23/11).

Menurut dia, sesuai dengan karakteristik Indonesia yang agraris, maka sektor manufaktur berbasis pertanian bisa jadi pilihan utama pengembangan sehingga tidak lagi fokus bergantung pada ekspor komoditas.

Hendri juga menyebut, merubah struktur pengembangan ekonomi lumrah dilakukan di berbagai negara. Contohnya, Jepang yang tadinya fokus di sektor otomotif dan elektronik, kini mulai merambah sektor jasa.

“Kalau Indonesia mau mengembalikan manufaktur sebagai pendorong ekonomi, butuh kebijakan yang komprehensif. Kebijakan yang komprehensif inilah yang disebut reformasi atau transformasi. Semua negara melakukan hal itu,” katanya.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara dalam kesempatan yang sama mengaku perubahan struktur ekonomi dengan kembali mengembangkan manufaktur perlu dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi agar bisa mencapai tujuh persen.

Namun, untuk bisa mencapai hal tersebut, Mirza mengingatkan perlu upaya keras untuk menjaga iklim investasi yang baik, dan hubungan “mesra” antara industri dan tenaga kerja.

“Kalau tidak, industri akan beralih ke mekanisasi,” ujarnya.

Mirza menyebut Indonesia yang memiliki bonus demografi karena didominasi angkatan kerja produktif perlu memanfaatkan peluang yang ada.

Dengan keunggulan tersebut, menurut dia, tidak cukup Indonesia berbangga atas capaian pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen. Meski angka tersebut masih lebih tinggi dibanding Singapura, Malaysia dan Thailand.

“Perlu tujuh persen untuk bisa tumbuh baik karena bonus demografi ini bisa tidak termanfaatkan kalau tidak membuat kondisi yang tepat. Dengan demikian, memang kuncinya kalau mau tumbuh lebih tinggi harus lakukan reformasi struktural,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka