Kohesi sosial akan semakin parah apabila ikatan-ikatan yang sifatnya sentimentil primordialistik justru dijadikan jurus untuk memenangkan kontestasi perhelatan pesta demokrasi.

“Politik sejatinya tetap rasional. Artinya, rasional itu merupakan upaya menarik hati masyarakat dengan pelbagai isu yang nantinya bisa dijadikan sebuah kebijakan dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Mahkamah Partai NasDem Saur Hutabarat menuturkan, keretakan kohesi yang terjadi di Indonesia salah satunya karena belum dewasanya bangsa ini menghadapi kemajuan sistem berdemokrasi.

“Setiap orang belum bisa menghargai perbedaan pendapat yang sebetulnya merupakan hal yang wajar terjadi dalam negara demokrasi,” ujarnya.

Keretakan kohesi sosial juga disebabkan kurangnya kedewasaan dalam berdemokrasi, seperti begitu massifnya info “hoax” (berita bohong) dan ujaran kebencian yang timbul dalam media sosial.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid