Washington DC, Aktual.com – Kabar baik diterima warga Gaza Palestina. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan tidak akan ada penggusuran warga Palestina dari Jalur Gaza, meskipun ia terus mendorong rencana kontroversial untuk mengambil alih wilayah tersebut.

Hal itu disampaikan Trump saat jumpa pers bersama Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin di gedung Putih, pada Rabu (12/3) waktu setempat. ”Tidak ada yang akan mengusir warga Palestina,” lontar Trump menjawab pertanyaan wartawan. Namun ia menekankan bahwa Washington bekerja ”sangat keras” dalam berkoordinasi dengan Israel untuk mencapai solusi terhadap situasi di Gaza.

Pernyataan Trump ini seakan merespon pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang menyebutkan bahwa Tel Aviv akan membuka kantor baru di bawah Kementerian Pertahanan untuk mengelola pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza, sebagaimana dilaporkan oleh berbagai media. Smotrich mengklaim bahwa rencana tersebut didukung oleh pemerintahan Trump.

”Beberapa pejabat di pemerintahan telah mengatakan kepada saya berulang kali : ”Kami tidak akan membiarkan 2 juta Nazi tinggal tepat di luar pagar. Dulu bicara tentang pemindahan warga dari Gaza dianggap tabu, tapi sekarang gagasan yang dulu dianggap gila justru menjadi yang paling realistis. Ini satu-satunya rencana yang benar-benar masuk akal,” kata Smotrich.

Terkait pernyataan Trump tersebut, pihak kelompok kemerdekaan Palestina, Hamas menyambut baik
keputusan Trump untuk menarik diri dari rencana pemindahan massal warga Gaza. Dilansir dari Al Jazeera, juru bicara Hamas Hazem Qassem menyambut baik keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tampaknya mundur dari usulannya untuk memindahkan secara permanen lebih dari dua juta warga Palestina dari Gaza.

”Jika pernyataan Presiden AS Trump menunjukkan kemunduran dari gagasan menggusur warga Jalur Gaza, maka pernyataan tersebut disambut baik. Kami menyerukan agar posisi ini diperkuat dengan mewajibkan pendudukan Israel untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian gencatan senjata,” kata Qassem dalam pernyataan tersebut.

Batalnya niat Trump untuk mengusir paksa warga Gaza itu tampaknya setelah para menteri luar negeri Arab bertemu di Qatar pada hari Rabu (12/3) dengan utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff untuk membahas rekonstruksi Gaza.

Menteri luar negeri dari Qatar, Yordania, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina hadir pada pertemuan tersebut, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar.

”Para menteri luar negeri Arab membahas rencana rekonstruksi Gaza, yang disetujui pada KTT Liga Arab yang diadakan di Kairo pada 4 Maret 2025,” kata kementerian tersebut.

“Mereka juga sepakat dengan utusan AS untuk melanjutkan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana ini sebagai dasar bagi upaya rekonstruksi di sektor tersebut,” tambahnya.

Pada hari Sabtu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 orang secara resmi mengadopsi rencana untuk Gaza yang diajukan oleh Liga Arab pada pertemuan darurat di Arab Saudi. Prakarsa yang dipelopori Mesir tersebut muncul sebagai usulan untuk membangun kembali Jalur Gaza di bawah pemerintahan Otoritas Palestina di masa mendatang sebagai tanggapan atas ancaman Trump untuk mengambil alih Gaza dan mengosongkan wilayah tersebut dari penduduknya.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain