Petugas beraktifitas pada sekitar ruang yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/7). IHSG ditutup melemah 0,65 persen atau 31,96 poin ke posisi 4,869.85 pada penutupan bursa saham sebelum libur lebaran dan akan kembali diperdagangkan pada Kamis (23/7) mendatang. ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna/ed/pras/15

Jakarta, Aktual.com — Bank kategori BUKU 1 (bank umum kelompok usaha), PT Bank Ganesa Tbk mau mengincar dana dari pasar modal. Mereka ke pasar modal hanya untuk memperkuat rasio kecukupan modal (CAR/capital adequacy ratio) menjadi kategori BUKU 2.

“Dana ini antara lain untuk memperkuat modal agar CAR naik serta levelnya naik BUKU 2 dan dapat menggenjot kredit,” terang Presiden Direktur Bank Ganesha, Wati Tatang di Jakarta, Kamis (18/2).

Selama ini, Bank Ganesha hanya beraset Rp2 triliun, makanya masuk kategori BUKU 1. Hal ini pun terlihat dari angka loan to deposit ratio (LDR) yang masih rendah, sebesar 70 persen. Padahal saran Bank Indonesia (BI) mengharuskan LDR industri di angka 90 persen.

Dana yang diperoleh dari pasar modal ini dengan melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) dengan jumlah saham yang dilepas sebanyak-banyaknya 6,1 miliar saham atau sebesar 63,44 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.

Pada IPO ini, perseroan menujuk PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

“Kisaran harga saham yang ditawarkan Rp102-Rp105 per saham. Diharapkan dana yang terkumpul berkisar Rp620-640 miliar,” lanjut dia.

Baru di tahun ini, pihaknya mau gencar untuk menyalurkan kredit.
“Memang kami lihat situasi ekonomi saat ini masih belum membaik. Tapi karena kami dapat suntikan modal banyak, kami optimis dapat salurkan kredit 20 persen,” jelasnya.

Pihaknya menyasar sektor komersial, UKM, dan konsumer. Selama ini, perseroan lebih banyak menyasar sektor komersial sebanyak 40 persen, 25 persen konsumer, dan sisanya untuk UKM.

“Dengan tambahan mpdal ini jadi mendongkrak CAR kami jadi 40 persen. Sementara Casa (dana murah) masih di angka 35 persen,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka