Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi XI Donny Priambodo mengatakan kondisi perekonomian nasional pada semester pertama di tahun 2016 masih akan mengalami tekanan karena tingkat ketergantungan Indonesia terhadap negara lain.

Salah satunya ketergantungan terhadap China, sementara China sendiri belum pulih sepenuhnya dari permasalahan perlambatan ekonomi.

Tahun sebelumnya, akibat permasalahan tersebut, pemerintah melalui Bank Indonesia sampai harus merevisi target pertumbuhan ekonominya dari 5,2 persen menjadi 4,6 persen.

“Kalau ekonomi China belum pulih dan masih mengalami perlambatan, maka kecil kemungkinan juga keadaan ekonomi nasional bisa beranjak. Tapi pertumbuhan ekonomi 4,6 persen masih oke lah,” terang Donny di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (9/2).

Menurutnya, perlambatan ekonomi dalam negeri tidak bisa dilepaskan dari dampak gejolak ekonomi global yang hingga kini masih dirasakan. Terlebih, suku bunga Bank Sentral Amerika atau The Fed akan dinaikkan secara bertahap, sehingga akan direspon para pelaku ekonomi dengan hati-hati.

China bahkan sampai melakukan hal ekstrim demi menjaga stabilitas ekspor, yakni dengan memangkas nilai mata uangnya terhadap dolar. Dengan harapan barang yang diekspor tetap kompetitif di pasar internasional, sehingga mereka tetap bisa menikmati ekspor meski negara tujuan mengalami stagnasi ekonomi.

“Indonesia tidak harus seperti China, setidaknya harus juga melakukan tindakan yang cepat untuk mengantisipasi dari perlambatan ekonomi yang terus berlangsung di tahun 2016,” jelas Donny.

Artikel ini ditulis oleh: