Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) melakukan selfie dengan warga saat melakukan blusukan di Kembangan Utara, Jakarta, Rabu (9/11). Meski sempat mendapat penolakan dari sekelompok orang, namun Djarot tetap melakukan blusukan untuk menyerap aspirasi warga. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kembali mendapat penolakan saat blusukan di Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat.

Aparat keamanan sudah mengetahui bahwa kedatangan Djarot mendapatkan hadangan. Hadangan itu datang dari beberapa pemuda warga Kembangan Selatan

Aparat meminta Djarot segera memasuki mobil untuk berpindah lokasi kampanye. Namun Djarot menolak. “Enggak-enggak jalan terus,” ujar Djarot di lokasi, Rabu (9/11).

Djarot tak menghentikan langkahnya sampai berada di depan puluhan pemuda yang membawa spanduk penolakan. “Siapa komandannya? Siapa ketuamu?,” tanya Djarot.

Namun para pemuda malah mengangkat spanduk dan menutupi wajah mereka, tak menjawab. Kemudian seorang pria dengan baju koko putih maju. Djarot menghampiri.

Djarot mempertanyakan alasan mereka menolak Djarot. Pria itu menjawab, alasannya karena warga tidak suka dengan pasangan Djarot, Basuko Tjahaja Purnama alias Ahok.

Djarot mengatakan, ia bebas mendatangi lokasi mana saja untuk berkampanye. Sebab ia telah dilindungi oleh Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.

“Pak ini kami dilindungi undang-undang saya kemana pun boleh, kalau bapak begitu bisa dilaporkan ke Bawaslu, kalau bapak enggak setuju tanggal 15 enggak usah dipilih,” ujar Djarot.

Namun pria tersebut tak mau tahu. Ia bilang, penolakan ini bukan terkait Pilkada, melainkan soal dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.

Meski Djarot bukan yang dimaksud, tapi warga tetap menolak. “Sama saja satu grup,” ujar pria itu pada Djarot.

Jika terkait penistaan agama, Djarot menjelaskan, kasus itu sudah diproses polisi. Djarot pun minta maaf dan berjalan kembali menuju mobilnya.

Namun, para pemudi masih berteriak. Djarot pun kembali menghampiri dan mengimbau mereka untuk tidak melanjutkan aksi. “Kalau saya enggak kepilih enggak apa-apa, saya minta tolong betul, Islam itu agama yang ramah, toleransi,” ujar Djarot.

Sampai Djarot meninggalkan lokasi, para penghadang masih belum bubar. Mereka masih berteriak untuk mengusir Djarot. “Usir, usir, usir si Djarot,” teriak mereka.

Laporan: Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu